Penguasa Harus Sayangi Rakyatnya

Realita kehidupan yang dialami masyarakat sekarang tak baik-baik saja. Kemiskinan bertambah, hidup rakyat serba kurang, ditambah lagi beban pajak tinggi yang harus dibayar. Tak hanya itu harga barang kebutuhan pokok semakin melambung harganya. Sungguh ironis nasib rakyat akibat sistem kapitalis yang tak pernah memihak rakyat kecil.
Beberapa kebijakan pemerintah yang dianggap kurang berpihak pada rakyat menimbulkan kekhawatiran berbagai kalangan. Kritik terhadap pemerintah terkait Sumber Daya Alam (SDA), pembangunan, ketenagakerjaan, penarikan pajak dan tata kelola pemerintah yang dinilai kurang transparan. Penegakan hukum dinilai tak adil. Marak korupsi, potensi kriminalisasi terhadap masyarakat sipil dan hilangnya jaminan hukum bagi rakyat kecil.
Kebijakan pemerintah yang menaikkan gaji anggota dewan yang fantatis di tengah rakyat yang kondisinya memprihatinkan. Mereka malah berjoget-joget di atas penderitaan rakyat. Jelas kebijakan pemerintah hari ini menunjukkan bahwa pemerintah tak menyayangi rakyat. Pemerintah tak melayani rakyat sendiri. Rakyat hanya dibutuhkan jika ada kepentingan dan kemashlahatan penguasa dengan mengobral sejuta janji yang tak tertepati.
Para ulama yang menjadi panutan banyak yang diam melihat kemungkaran dan kebatilan yang dilakukan pemerintah. Akhirnya hukum pun dipermainkan oleh penguasa. Bukti nyata penguasa dengan beraninya mengatakan zakat sama dengan pajak. Patut merenungi perkataan Ali bin Abi Thalib: “Kezaliman akan terus ada bukan banyaknya orang jahat tapi karena diamnya orang baik”.
Dalam Islam mukmin wajib lemah lembut terhadap sesama muslim yang beriman. Karena muslim bersaudara ibarat satu tubuh. Apabila salah satu dari tubuh ada yang sakit pasti dia merasakan sakit juga. Hal ini harusnya menjadi pegangan penguasa dalam mengurus rakyatnya. Para penguasa haruslah menyayangi dan mencintai rakyat. Karena Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban akan pelayanan pada rakyat selama berkuasa.
Allah SWT memerintahkan Rasulullah Saw bersikap rendah hati terhadap kaum muslim. Imam muslim meriwayatkan hadits bahwa salah satu penghuni surga adalah pemimpin yang adil, amanah, gemar bersedekah dan menegakkan syariat. Pemimpin yang mencintai rakyatnya, lemah lembuh pada rakyat, mempermudah urusan rakyatnya. Tidak mau kebijakannya mempersulit urusan rakyatnya. Tak mau membuat rakyat menderita dalam kemiskinan.
Penguasa haruslah memahami bahwa Rasululullah Saw mendoakan penguasa yang tak menyayangi bahkan menyusahkan rakyat agar Allah menyusahkan mereka. Artinya ini adalah ancaman bagi penguasa yang menggunakan kekuasaaan untuk kesenangan pribadi dan kroni tapi menzalimi rakyat.
Ya hari ini penguasa amat menyusahkan rakyat dengan menerapkan sistem sekuler kapitalis dan meniadakan penerapan syari’at Islam kaffah. Jika penguasa bertakwa dan tak ingin terkategori penguasa yang menyusahkan rakyat, harus keluar dari sumber masalah. Yaitu mencabut akar masalah berupa sistem kapitalis sekuler kemudian menggantinya dengan ideologi Islam. Karena ideologi Islam berasal dari Allah Yang Maha Sempurna dan Maha Adil.
Islam adalah ideologi yang melahirkan sistem yang mencakup politik, hukum, ekonomi, sosial dan lainnya. Sistem inilah yang akan menjawab semua problematika rakyat dengan solusi yang haq (benar). Wallahu a’lam bish-shawab.
Ismawati