DAERAH

Teguhkan Kedaulatan Pangan, Muhammadiyah Gelar Jambore Nasional JATAM I di Kebumen

Kebumen (SI Online) – Jambore Nasional I Jama’ah Tani Muhammadiyah (JATAM) resmi dimulai di Kebumen, Jawa Tengah pada Jumat (19/09/2025). Acara ini diikuti lebih dari 2.000 peserta dari berbagai wilayah Indonesia, terdiri dari pimpinan Muhammadiyah, akademisi, pelaku industri, hingga petani dan nelayan.

Hari pertama Jambore diawali dengan pembukaan JATAM Expo dan Bazar Produk Pertanian yang menampilkan beragam inovasi pangan dan hasil olahan Muhammadiyah. Ekspo ini dibuka oleh Ketua PWM Jawa Tengah, Ketua MPM PP Muhammadiyah, Bupati Kebumen, dan PDM Kebumen.

Malam harinya, kegiatan berlanjut dengan jamuan makan malam dan ramah tamah bersama Bupati Kebumen dan pimpinan Muhammadiyah, yang kemudian dilanjutkan dengan Dialog dan Rembug JATAM. Forum ini menjadi ruang strategis membahas arah kemandirian pangan nasional, inovasi pertanian, serta peran Muhammadiyah dalam mewujudkan ketahanan pangan.

“Acara ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya hadir di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga di sektor pertanian,” ujar Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Kebumen akan terus berkomitmen menghadirkan program-program yang dapat memajukan dan menyejahterakan petani.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen, H. Puji Handoko, menegaskan bahwa perkembangan ekonomi Kebumen kini menunjukkan capaian positif.

“Alhamdulillah, Kabupaten Kebumen akhirnya lepas dari status daerah termiskin di Jawa Tengah. Momentum ini harus kita jaga dengan memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung masyarakat,” ungkapnya.

Nasrullah, Bendahara MPM Muhammadiyah, turut menekankan, “Harus kita tunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya unggul di bidang pendidikan, tetapi juga mampu tampil sebagai kekuatan strategis dalam pertanian, peternakan, dan pemberdayaan ekonomi umat.”

Dalam refleksinya, M. Aditya Warman menegaskan pentingnya bangsa ini kembali ke ”yang sebenarnya”, bukan sekadar “yang sebaiknya”. Ia mengutip pesan Presiden Soekarno: “Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa. Apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka malapetaka; oleh karena itu perlu usaha besar-besaran, radikal, dan revolusioner.”

Lebih lanjut, iamenyampaikan: “Bangsa ini gagal kalau hanya berpikir transaksional. Bedanya benih dan panen adalah kesungguhan dalam menyiapkan. Sebelum membuat produk, kita harus membangun manusianya. Make it people before make it product. Kita punya segalanya, tapi kurang satu: unity. Kalau kita mampu membangun mindset yang benar, produktivitas akan lahir, daya saing akan meningkat, dan bangsa ini tidak sekadar menunggu, tapi menjemput rezeki.”

Melalui Jambore ini, Muhammadiyah menegaskan perannya dalam membangun ekosistem pertanian yang modern, ramah lingkungan, dan berbasis kemandirian. Kegiatan ini sekaligus menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran.” [ ]

Artikel Terkait

Back to top button