Abdurrahman Baswedan adalah Sahabat Karib Hamka
Pepatah Melayu menyebutkan, kemana tumpahnya kuah kalau tidak ke nasi, bapak borek anak rintik, bagaimana acuan begitulah kuihnya.
Tokoh Perubahan bernama Dr Anies Rasyid Baswedan itu ternyata jelas silsilah keluarganya. Kakeknya adalah tokoh perubahan pada masanya yang menurut Hamka berhasil merobah pola fikir kelompoknya.
AR Baswedan adalah seorang politisi, diplomat, Menteri Muda di Kabinet Sahrir, anggota parlimen, anggota Konstituante. Seorang yang menguasai bahasa Indonesia, Inggeris, Belanda dan bahasa Arab.
Berbagai penghargaan dan tanda jasa yang didapat oleh AR Baswedan antaranya pada 8 November 2018 beliau mendapat anugrah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
`Abdurrahman Baswedan ialah salah seorang sahabat karib saya`.
Itulah pengakuan Hamka yang beliau tulis dalam buku “Kenangan-Kenanganku di Malaya” pada halaman 53.
Di tangan anak muda bernama Abdurrahman Baswedan inilah bangkitnya nasionalisme keturunan Arab dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kami ialah putra Indonesia karena kami tidak dibesarkan dengan buah kurma dan tin tetapi dengan beras dan kelapa. Itulah yang menjadi keyakinan hidup mereka.
Bukan hanya membaur tetapi menjadi orang penting dalam partai Islam ketika itu seperti dalam Masjumi, Partai Sarekat Islam Indonesia termasuk dalam partai nasionalis.
Dalam pepatah Melayu dikenal hanya Jauhari mengenal Manikam. Hanya orang baik yang mengenal orang baik atau bahasa dunia sufinya, hanya wali yang mengenal wali.
Itulah antara lain mengapa tokoh besar bernama Hamka mengatakan bahwa kakek Anies Baswedan adalah sahabat karibnya.
Hamka membahasakan AR Baswedan adalah saudara yang boleh diartikan sebagai saudara seiman, saudara sebangsa, saudara seperjuangan dan saudara senegara dalam suratnya kepada AR Baswedan.