Abu Janda dan Pentingnya Perang Pemikiran

Disinilah nampaknya kesadaran umat Islam untuk perang pemikiran -di media massa atau medsos- belum banyak disadari. Umat Islam banyak yang puas dengan hanya mengadakan pengajian di masjid, musholla atau majelis taklim. Mengampanyekan nilai-nilai Islam dengan cara perang pemikiran (ghazwul fikri) di media, masih sedikit yang sadar. Padahal perang pemikiran ini tiap hari terjadi dan masyarakat Indonesia yang mengakses internet sekitar 215 juta orang.
Alhamdulillah beberapa tulisan saya yang berkaitan dengan perang pemikiran ini cukup viral di suaraislam.id. Lebih dari 50 ribu orang yang membaca tulisan-tulisan itu. Diantaranya: Istighfarlah Yaqut, Patungisasi Soekarno: Alat Propaganda PDIP dan Cokro TV Geng Perusak Islam.
Perang pemikiran itu penting. Sebab untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang, kita harus mengubah pemikirannya. Bila masyarakat dipenuhi pemikiran bahwa tingkah laku sebagian besar umat Islam itu buruk, maka orang-orang non Islam tidak tertarik untuk masuk Islam. Tapi bila akhlak umat Islam baik, maka umat non Islam akan tertarik untuk masuk Islam.
Dan dalam perang pemikiran di media sosial ini kita perlu ribuan pemuda untuk bergerak. Melihat aksi-aksi Abu Janda dan para pendukungnya di media sosial ini, nampaknya mereka bukan kebetulan (by accident), tapi disengaja (by design).
Bila Abu Janda (atau Cokro TV) melemparkan fitnah-fitnah kepada umat Islam, para pemuda Islam mesti harus meluangkan waktu untuk masuk ke medsos mereka dan membantahnya. Jangan kita diam saja. Bila kita diam, maka yang terjadi adalah seolah-olah pemikiran mereka benar, karena banyak pendukungnya.
Inilah salah satu amar makruf nahi mungkar yang penting di zaman modern, di zaman internet. Dan amar makruf nahi mungkar inilah yang menjadikan umat Islam mulia. Bila umat Islam meninggalkan kewajiban ini, maka kemuliaan itu akan dicabut oleh Allah. Wallahu alimun hakim.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh makruf, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” []
Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik.