Ada Apa dengan Jilbab?
Janganlah dengan framing intoleran dan anti kebhinekaan, justru menimbulkan kesan adanya Islamofobia akut di negeri ini. Betapa tidak. Bukan busana muslimahnya yang menjadi akar persoalan. Busana muslimah ini hanya menjadi pemicu. Yang menjadi persoalan adalah adanya nuansa-nuansa syariat Islam yang menjadi populer di kalangan umat Islam.
Sebagai contoh baru-baru ini sedang ramai polemik dinar-dirham di sebuah pasar muamalah. Padahal selama ini tidak pernah ada masalah. Akhir-akhir ini menjadi persoalan adanya dinar-dirham di pasar tersebut. Bahkan ada semboyan bersemangat yakni menjaga kedaulatan rupiah.
Oleh karena itu kaum muslimin sangat perlu untuk mempelajari syariat agamanya sendiri. Dengan pemahaman yang benar, tentunya kaum muslimin akan selamat dari berpecah belah. Yang sangat membahayakan adalah kaum muslimin menjadi benci terhadap agamanya sendiri.
Terkait dengan busana muslimah berupa jilbab dan kerudung. Tentunya wanita muslimah wajib untuk memakainya. Bagi seorang muslimah, memakai jilbab dan kerudung itu berpahala. Di samping itu ada manfaat lainnya yaitu ia terselamatkan dari pandangan mata yang jahat. Mengingat dengan busana muslimah, auratnya terlindung.
Adapun bagi wanita non muslim, dikembalikan kepada pertimbangan manfaatnya. Dengan memakai jilbab (negara mengharuskan dengan memakai tanda tertentu guna membedakan dengan muslimah), tentunya ia bisa melindungi auratnya dari mata laki-laki yang jahat. Bukankah dengan potret kehidupan yang demikian akan terjaga kehormatan dan kemuliaan wanita? Dengan sendirinya akan tercipta pula masyarakat yang bersih.
Persoalan berikutnya, apakah ada jaminan bahwa tatkala wanita sudah berjilbab lantas bisa selamat dari pandangan jahat seorang laki-laki?
Memang tidak ada jaminan wanita berjilbab saat ini bisa selamat dari laki-laki jahat, apalagi wanita yang terbuka auratnya. Jadi yang menjadi pokok persoalannya bukan pada jilbabnya, akan tetapi pada asas kehidupan.
Oleh karena itu sangat mendesak menjadikan halal haram sebagai asas kehidupan. Dengan demikian laki-laki dan wanita akan menutup auratnya dengan sempurna. Di samping itu, laki-laki dan wanita akan berusaha menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia.
31 Januari 2021
Ainul Mizan
(Peneliti LANSKAP)