Ada Apa dengan Kurikulum Cinta?

Mengingat pentingnya pendidikan bagi generasi, Islam menetapkan bahwa kurikulum pendidikan harus berbasis akidah Islam. Sebab, akidah merupakan fondasi kehidupan dari setiap Muslim, termasuk fondasi dalam bernegara. Anas bin Malik Ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Tidak beriman seseorang dari kalian sehingga aku lebih dia cintai daripada dirinya, keluarganya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Kitab Usus at-Ta’lim di Daulah al-Khilafah karya Syekh Abu Yasin dijelaskan bahwa dalam menyusun kurikulum dan materi pembelajaran terdapat dua tujuan pokok yang harus diperhatikan.
Pertama, pendidikan harus diarahkan untuk membangun kepribadian islami, yakni generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan aturan Islam. Hal ini dilakukan dengan menanamkan tsaqafah Islam berupa akidah, pemikiran, dan perilaku islami dalam akal dan jiwa anak. Oleh karena itu, kurikulum negara harus disusun dan diimplementasikan untuk merealisasikannya.
Kedua, pendidikan harus diarahkan untuk mempersiapkan generasi Muslim agar di antara mereka menjadi para ulama yang ahli dalam setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu-ilmu terapan. Para ulama yang mumpuni ini akan menjadi garda terdepan untuk membawa Islam dan umatnya menempati posisi puncak di antara bangsa-bangsa dan negeri-negeri lain di dunia. Bukan sebagai pengekor atau agen pemikiran dan ekonomi bagi negara lain.
Dengan kurikulum pendidikan tersebut niscaya negara mampu menjalankan perannya sebagai penjaga akidah generasi. Jika akidahnya kuat maka mereka akan taat secara totalitas. Sehingga mampu menyelesaikan segala problematika kehidupan. Generasi juga mampu membentengi diri dari berbagai paham sesat dan menyesatkan akidahnya, termasuk moderasi beragama.
Inilah mekanisme pendidikan Islam yang sahih dan mampu mencetak generasi sebagai pemimpin peradaban. Cinta dan loyal terhadap Allah SWT dan Rasul-nya, serta menjadi garda terdepan dalam membela Islam dan umatnya. Generasi yang juga handal dalam ilmu dan teknologi. Generasi seperti ini niscaya akan lahir saat Islam diterapkan secara komprehensif dalam naungan negara. Wallahu’Alam bissawab.
Jannatu Naflah, Praktisi Pendidikan