Adakah Koalisi Keroyokan?
Di media sosial bertebaran tuduhan adanya koalisi keroyokan ini. Tujuannya, inikah salah satu cara fraud baru lagi dari mereka hanya untuk melakukan penjegalan kemenangan Anies?
Tuduhan dan kecurigaan publik itu wajar dan masuk logika juga. Itu dikarenakan akibat dampak buruk dari politik cawe-cawe Jokowi yang hanya menciptakan kekisruhan dan kekeruhan suasana politik di kontestasi Pilpres 2024 ini.
Dipaksakan koalisi KIM dibentuk dengan paslon karbitan Gibran ke Prabowo —produk cacat hukum MK, dan koalisi PDIP cs dengan paslon Ganjar-Mahfud rekayasa tangan-tangan kekuasaan Jokowi juga, adalah hanya skenario katalis dan kanalisasi dari dramaturgi politik kotor berupa berkepuraan seolah antara kedua paslon itu berseberangan dan berlawanan. Sebagaimana dipertontonkan oleh paslon keduanya di masa kampanye 75 hari ini.
Padahal, sekeras apapun kritik yang dilontarkan Ganjar ketika di acara ketiga Debat Presiden kepada Prabowo di ujungnya mereka sesungguhnya satu kesatuan tim yang salah satunya tetap saja tujuannya memenangkan Pilpres 2024.
Bisa paslon Prabowo-Gibran yang menang atau Ganjar-Mahfud yang menang. Artinya, tak jadi soal pula jika salah satunya dikorbankan untuk kalah.
Dengan cara itu sesungguhnya tak akan terasa pula telah dilakukan oleh mereka upaya penggiringan agar Anies-Cak Imin “terjebak” dan “dijebak” untuk masuk ke skhema Pilpres dua putaran.
Dan sekaligus di putaran kedua inilah akan ketahuan “keaslian” dari modus koalisi keroyokan ini seperti adanya “pengarahan dan pengerahan ” ke publik —dengan ditunjukkan oleh banyak lembaga survey pesanan dan bayaran ini secara berkala mempublikasikan agar tetap menjaga keberadaan Prabowo-Gibran selalu mendapatkan trend elektabilitas tertinggi. Sementara Ganjar-Mahfud terbawah.
Maka, akan terbuktikan benar adanya bilamana pada putaran kedua Ganjar-Mahfud itu bergabung ke Prabowo-Gibran yang akan menggempur habis-habisan paslon Anies-Cak Imin akhirnya bisa dikalahkan.
Tetapi, dilalahnya gelombang dukungan terhadap paslon Anies-Cak Imin yang mengusung visi misi perubahan itu semakin hari semakin besar dan dahsyat didaulat oleh rakyat.
Itu artinya aspirasi keinginan terhadap perubahan itu adalah cerminan betapa ghirah gerakan kesadaran dan kebangkitan kedaulatan rakyat itu tengah tumbuh subur di mana-mana sebagai magnet daya tarik luar biasa untuk merebut 85% begitu besarnya ceruk suara floating mass.
Dan kondisi ini bisa menjadi mesin pendulum probabilitas bagi Anies-Cak Imin memenangkan konstestasi Pilpres ini, bahkan hanya satu putaran saja.
Tinggal bagi Anies-Cak Imin ada atau tidak modus koalisi keroyokan, yang perlu diwaspadai, adalah puncak kecurangan, keculasan dan kelicikan mereka: