Adidas Jadi Sasaran Boikot Sedunia Usai Coret Bella Hadid atas Tekanan Israel
Jakarta (SI Online) – Adidas, raksasa pakaian olahraga asal Jerman, tengah menghadapi kecaman keras dan meningkatnya seruan untuk boikot setelah mengeluarkan model Amerika-Palestina Bella Hadid dari kampanye iklan baru-baru ini.
Penghapusan Hadid oleh Adidas itu dilakukan setelah mereka menerima kritikan dari Israel. Hadid sendiri adalah salah satu supermodel yang telah lama vokal tentang hak-hak Palestina.
Hadid telah menyewa tim hukum untuk menanggapi hal tersebut, menurut Daily Mail, yang mengutip sumber yang mengetahui situasi ini.
Pada Ahad, merek tersebut meminta maaf atas “kekesalan atau kesusahan apa pun yang disebabkan” oleh kampanye iklannya.
Menyusul keputusan perusahaan tersebut, pengguna media sosial berunjuk rasa membela Hadid, dengan menyerukan boikot produk Adidas.
“Bella Hadid adalah pahlawan! Semoga Adidas akan menderita karena pemboikotan,” kata salah satu pengguna.
Yang lain menimpali, “Maaf teman-teman, saya tidak membeli Adidas karena perlakuan mereka yang pengecut terhadap Bella Hadid.”
“Setelah kasus Bella Hadid, kita akan mengucapkan selamat tinggal Adidas. Mereka yang mendukung penjahat genosida tidak boleh mendapatkan uang sepeser pun dari uang yang kita dapatkan dengan jujur. Orang Arab dan boikot pro-Palestina sedang menjadi gempa bumi di Starbucks dan McDonald’s. Adidas, selamat tinggal!” demikian komentar pengguna lain.
Berbicara kepada Anadolu, komentator politik Inggris Sami Hamdi menyoroti dampak boikot terhadap perusahaan lain yang dianggap mendukung Israel saat negara itu melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza.
“McDonald’s, Starbucks, KFC, dan merek-merek lain sudah merasakan dampak gerakan boikot di negara-negara mayoritas Muslim, dengan banyak dari merek-merek ini terpaksa menutup banyak cabang. Sudah ada seruan untuk memboikot Adidas dengan cara yang sama,” kata dia.
Terkait kasus merek pakaian olahraga tersebut, Sami Al-Arian, seorang aktivis Palestina, mengatakan kepada Anadolu bahwa perusahaan tersebut bersalah karena “menargetkan selebritas dan orang-orang terkenal yang mendukung perjuangan Palestina.”