ALIRAN SESATDAERAH

Agama Muslim di Solok: Tak Percaya Allah, Cuma Akui Nabi Ibrahim

Dengan dinyatakan bahwa Agama Muslim bukan merupakan ‘Agama Islam,’ MUI merasa tidak berkewajiban melakukan pengawasan dan pemantauan kepada para pengikutnya.

Hanya saja, diperlukan pembinaan agar ajaran ini tidak mempengaruhi orang Islam untuk murtad seperti mereka.

“Yang perlu sekarang adalah perhatian dari lembaga yang memiliki perhatian kepada orang Islam. Agar ajaran ini tidak merusak iman orang Islam dan akhirnya menjadi murtad seperti mereka,” katanya.

Di samping itu, Elyunus mengaku bila MUI kesulitan untuk berdiskusi dan saling bertukar wawasan. Pasalnya, mayoritas guru dan pengikutnya tidak memahami Islam dan Tauhid. Apalagi, rata-rata tidak berpendidikan.

“Rata-rata mereka tamat SD dan tidak berpendidikan. Keinginan untuk memahami dan mempelajari Islam maupun Tauhid juga tidak ada. Jadi susah untuk berdialog dengan mereka,” katanya.

Dari pantauan MUI Kabupaten Solok, jumlah pengikut ‘Agama Muslim’ ini berjumlah puluhan orang yang tersebar di Nagari Sumani, Koto Sani dan Rumbak.

Namun, dari informasi yang berkembang. Ajaran serupa juga ada ditemukan di Kabupaten Dharmasraya.

“Apakah ada kaitan ajaran yang serupa di Dharmasraya itu dengan Agama Muslim di Solok, kami tidak tahu. Tapi ajarannya sangat mirip. Ada juga di Dharmasraya,” ucapnya.

Elyunus juga meminta agar MUI Sumatera Barat dan Pusat untuk memperhatikan Agama Muslim ini. Pasalnya, tidak hanya berkembang di Kabupaten Solok. Tetapi sudah ada di Dharmasraya dan Kota Surabaya.

“Jadi bukan hanya di Solok. Ajaran ini dibawa dari Kota Surabaya dan berkembang juga di Dharmasraya,” katanya.

sumber: suara.com

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button