NUIM HIDAYAT

Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah

Keteladanan Rasulullah sendiri yang menyebabkan para sahabat patuh kepada Rasulullah. Dalam diri beliau, menyatu antara ucapan dan tindakan. Bila Rasul menyuruh tahajud, maka beliau sudah melakukan tahajud, bahkan tahajud beliau sangat panjang dengan bacaan surat al Baqarah dan Ali Imran. Hingga diceritakan dalam sejarah, ‘kaki beliau bengkak’ karena shalat malam yang lama ini.

Rasulullah sendiri menyatakan bahwa beliau adalah salah satu batu bata dalam pembangunan ‘rumah Islam’ bersama para Nabi. Kita juga merupakan salah satu bata dalam Pembangunan masyarakat Islam atau negara Islami.

Maka seharusnya tiap individu Islam harus sadar tentang perannya dalam masyarakat Islam. Apakah ia sebagai pintu, jendela, batu bata, atap, lantai atau lainnya. Yang jelas mereka harus punya visi membangun masyarakat Islam atau negara Islami.

Mereka yang tidak punya visi ini, maka individu atau gerakan Islam itu kacau. Mereka akhirnya memusuhi umat Islam sendiri. Kaum kafir yang menghalangi dakwah harusnya jadi musuh dijadikan Kawan. Begitulah kalau sebuah organisasi atau gerakan tidak mempunyai visi membangun negara yang Islami.

Mereka tidak faham bahwa ketika Rasul di Madinah itu membangun negara yang Islami. Ada wilayahnya, ada konstitusinya (Piagam Madinah), ada rakyatnya dan pemerintahnya. Rasul disitu selain beliau Nabi beliau juga kepala negara.

Rasulullah menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman bagi individu dan masyarakat dalam beraktivitas. Karena Al-Qur’an saat itu belum dibukukan, sehingga wahyu Allah itu disampaikan Rasul dalam ceramah atau pengajian-pengajian.

“Perumpamaanku dan para Nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata; ‘Duh seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini”. Beliau bersabda: “Maka akulah labinah itu dan aku adalah penutup para Nabi”. (HR Bukhari)

(Catatan: dalam redaksi Shahih Muslim, Hadis Nomor 4240 “Maka akulah yang meletakkan atau memasang bata itu, aku datang sebagai Nabi terakhir.”)

Kini setelah Al-Qur’an turun dengan lengkap dan sudah dibukukan, maka Al-Qur’an bisa menjadi pedoman individu, keluarga, masyarakat dan pedoman bernegara. Adakah yang lebih baik dari Al-Qur’an untuk pedoman bernegara?

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (solusi bagi manusia) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 57)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi solusi dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. al Isra’ 82)

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button