Agresi Israel ke Lebanon Terus Berlanjut, Sudah 2.787 Orang Syahid dan 12.772 Terluka
Lebanon (SI Online) – Angkatan bersenjata Israel melanjutkan perang berdarah mereka di Lebanon untuk hari ke-38 berturut-turut pada hari Rabu, melancarkan puluhan serangan udara dan pemboman artileri ke berbagai wilayah di negara itu, bersama dengan invasi darat di beberapa desa di bagian selatan, menghadapi perlawanan sengit dari Hizbullah.
Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di kota Khiam dan aliran Sungai Litani di Lebanon selatan pada Rabu pagi. Mereka juga menargetkan kota Al-Jabeen, Tayr Harfa, dan Shama di Lebanon selatan.
Kantor Berita Nasional melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di dataran tinggi Jebour di Bekaa Barat.
Dalam serangan udara lainnya terhadap tiga bangunan di daerah Haret Saida pada Selasa malam, delapan warga menjadi martir dan 33 lainnya terluka, demikian laporan Kantor Berita Lebanon, menambahkan bahwa satu warga menjadi martir dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di kota tua Al-Sharqiya di Nabatieh.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa jumlah korban agresi Israel yang sedang berlangsung sejak 8 Oktober telah meningkat menjadi 2.787 orang syahid dan 12.772 orang terluka. Dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa “serangan udara Israel di Lebanon dalam 24 jam terakhir mengakibatkan 5 orang syahid dan 33 orang terluka.”
Sejak 23 September, tentara Israel telah memperluas kampanye pemusnahannya hingga mencakup sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, melalui serangan udara yang sangat keras dan intens, bersama dengan invasi darat di wilayah selatan, tanpa menghiraukan peringatan internasional dan resolusi PBB.
Sebagai tanggapan, Hizbullah setiap hari membalas dengan roket, pesawat tak berawak, dan peluru artileri yang menargetkan situs militer dan permukiman. Sementara Israel mengumumkan beberapa kerugian manusia dan materialnya, sensor militer memberlakukan kerahasiaan yang ketat pada sebagian besar kerugian, menurut para pengamat.
sumber: infopalestina