Akal Berpikir, Hati Bersyukur, Waktu Terukur
Dalam ceramahnya, Ust. Imam juga menyampaikan sebuah kisah tentang seorang anak kecil yang menangis saat mengambil air wudhu. Ketika ditanya oleh seorang bapak mengapa ia menangis, anak itu menjawab, “Aku teringat ayat Allah yang mengatakan bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Aku takut menjadi ranting kecil yang pertama dibakar.” Kisah ini menjadi pengingat bahwa manusia harus membaca dengan mata hati, bukan hanya dengan mata kepala, dan senantiasa merenungi ayat-ayat Allah.
Melalui ceramah ini, peserta diajak untuk terus merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah, bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah. Pengajian ditutup dengan doa oleh Ust. Firdaus, yang memohon keberkahan bagi semua yang hadir dan memohon agar Allah memberikan nikmat untuk terus istikamah dalam ibadah.
Acara ini menjadi momentum yang penuh hikmah bagi seluruh peserta, mengingatkan mereka akan pentingnya bersyukur, memanfaatkan waktu, dan memperbaiki diri untuk kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat. []
(Tim Media HK)