Amien Rais: Anies yang Akan Menyelamatkan Indonesia
Anies pun memulai langkahnya berburu beasiswa. Berkat beasiswa Fullbright, Anies dapat meneruskan S2 dan S3nya di AS. Gelar Masternya di bidang International Security and Economic Policy dari Universitas Maryland dan Doktornya ia rampungkan di Departemen Ilmu Politik, Universitas Northern Illinois. Sewaktu kuliah, dia dianugerahi Wiliam R Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship and ASEAN Student Award.
Di Amerika ia juga aktif di dunia akademik dengan menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara dalam berbagai konferensi. Ia banyak menulis artikel mengenai desentralisasi, demokrasi dan politik Islam di Indonesia. Artikel jurnalnya yang berjudul ‘Political Islam: Present and Future Trajectory’ dimuat di Asian Survey, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas California. Artikel ‘Indonesian Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democracy‘ diterbitkan oleh BIES, Australian National University.
Nama Anies Baswedan muncul diantara sebelas nama peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat pada pertengahan 2013. Ia menegaskan dirinya menerima tawaran Partai Demokrat untuk ikut serta dalam konvensi capres itu karena ingin memberikan sumbangsihnya untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi negeri ini.
“Ini adalah Indonesia kita semua, artinya mari kita sama-sama turut memiliki masalah. Bahwa masalah yang ada di republik ini bukan saja masalah milik pemerintah, orang partai, milik birokrat, tapi milik kita semua,”katanya.
Pada 15 September 2013 lalu, Anies resmi diperkenalkan kepada publik sebagai satu dari sebelas peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Di atas panggung yang jembar, Anies sebagai peserta konvensi berujar, ”Republik ini lahir dengan janji dan janji harus dilunasi.”
Anies Baswedan lahir pada 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ia menikah dengan Ferry Farhati, S.Psi, M.Sc dan dikaruniai tiga anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, dan Kaisar Hakam.
Berbagai pengalaman organisasi dan karier Anies Baswedan dapat dilihat sebagai berikut: Rektor Universitas Paramadina (2007-2015), Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, Ketua Yayasan Indonesia Mengajar (2009-2013), Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (2013), Tim Verifikasi Fakta dan Hukum untuk Kasus Dugaan Kriminalisasi Pimpinan KPK Bibid Samad Riyanto dan Chandra Hamzah (2010)…”
Banyak prestasi internasional yang telah ditorehkan Anies, diantaranya : Gerald Maryanov Award, 100 Intektual Publik Dunia, Young Global Leaders, 20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia, dan lain-lain.
Anies adalah pemimpin yang dibutuhkan Indonesia 2024 nanti. Saleh, cerdas, kreatif dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Indonesia tidak hanya bisa memimpin, tapi juga dapat memberikan pencerahan setiap kebijakan yang diambilnya. Tentu sebagai manusia ia ada kelemahannya, tapi kelebihannya jauh lebih banyak dari kelemahannya.
Dari kelompok anti Anies, mungkin akan mengajukan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Gaya bicara Ganjar yang flamboyan dan merakyat, memang saingan yang ‘seimbang’ dengan Anies. Pertarungan pun akan seru. Masyarakat akan menikmati perdebatannya nanti di media massa atau media sosial. Dalam kebijakannya terakhir, Ganjar melarang ASN (Aparat Sipil Negara) berhubungan dengan FPI.
Walhasil, Anies mungkin tidak terbendung lagi maju sebagai kandidat calon presiden 2024. Partai yang kemungkinan besar mencalonkan adalah PKS, PAN, dan lain-lain. Hanya ‘cara-cara yang licik dan jahat’ yang bisa menghentikan langkah Anies. Dan mungkin 2024 takdir Allah menentukan Anies sebagai presiden. Semoga Indonesia tidak lagi dipimpin oleh ‘kelompok Islamofobia’ seperti saat ini. Wallahu azizun hakim.
Nuim Hidayat
Penulis Buku “Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah” (Pustaka al Kautsar, 2014). Buku ini, menurut penuturan Manajer Pemasaran Pustaka al Kautsar, dilarang masuk ke semua toko Gramedia, karena di dalamnya ada tulisan yang memaparkan dukungan Kompas terhadap Islam Liberal.