Anak-anak Juga Bisa Stres, Ini Tanda-tanda dan Solusinya
Stres tidak dialami orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalami stres. Hanya saja, seringkali stres ini tak dikenali. Demikian diungkapkan Carrie Bashoff Spindel, asisten profesor psikiatri klinis anak dan remaja di NYU Langone Medical Center, New York.
“Stres dan kecemasan pada anak-anak sering tidak dikenali karena itu adalah gangguan yang tenang. Anak-anak mengalaminya (stres) – mereka tidak menunjukkannya, jadi tidak diperhatikan karena mereka tidak mengganggu,” tutur dia.
Sebenarnya, ada sejumlah tanda yang bisa Anda perhatikan saat anak mengalami stres, yakni: mudah marah atau murung, ada perubahan perilaku di sekolah termasuk prestasi mereka, menjauhkan diri dari teman, tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang biasa dia nikmati.
Selain itu, ada mengalami gejala yang tidak dapat dijelaskan, seperti sering sakit perut atau sakit kepala, tidur jauh lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya dan makan lebih banyak atau sedikit dari biasanya.
“Semua orang mengalami stres dan kecemasan. Itu biasa, terutama di masa kecil. Tetapi apakah stres menyebabkan gangguan dalam kehidupan anak Anda? Apakah ini bertahan lama? …,” kata Spindel.
Tetapi jika stresnya signifikan dan sering terjadi, sebaiknya Anda segera mencari bantuan. Lalu, apa yang bisa orang tua lakukan untuk membantu anak hilangkan stres?
Pertama, cara terbaik agar anak bertahan ialah tetap terhubung dengan mereka. Pastikan Anda punya waktu setiap hari menjauhkan diri dari ponsel dan perangkat Anda. Bicaralah dengan anak.
Kedua, pastikan anak-anak Anda merasa nyaman di rumah, melakukan berbagai kegiatan seperti bermain, beristirahat, membaca, atau melakukan apa pun yang mereka sukai.
Rumah adalah ruang yang seharusnya bisa menenangkan, menyenangkan dan bebas stres terutama untuk anak.
Ketiga, kepada anak, Anda bisa menamai stres itu dengan sebutan “tuan khawatir”. Stres dapat membuat seorang anak merasa tubuh mereka tidak terkendali. Jelaskan kepada mereka ini adalah respons tubuh ketika sesuatu yang menakutkan terjadi.
Ketika anak belajar mengenali tanda-tanda stres, mereka dapat melakukan hal-hal untuk menguranginya seperti teknis pernapasan dalam untuk memperlambat reaksi stres tubuh.
Keempat, tetaplah melakukan aktivitas rutin, seperti makan nutrisi yang baik dan waktu tidur yang teratur.
Kelima, tanyakan kepada dokter anak Anda untuk bimbingan atau rujukan untuk konseling jika stres anak Anda tampaknya terus-menerus dan berlebihan.
Keenam, pastikan diri Anda terkontrol secara emosional sebelum Anda merawat anak-anak Anda. Ketika Anda meredakan stres Anda sendiri, Anda meningkatkan koneksi Anda ke anak-anak. Demikian seperti dilansir WebMD.
sumber: ANTARA