Anggota JT yang Terjebak Lockdown di India Minta Dievakuasi, Kemenlu: Tidak Mungkin
“Karena hampir dari kawan-kawan ini ada yang sudah eneg, sudah tidak bisa masuk lagi, karena makanannya cuma dal. Ya kalau bahasa kasarnya ini bukan lagi makanan untuk babu. Kadang saya di sini makan pakai garam saja,” kata Ali.
Ali melanjutkan, “Mau nggak mau kita nerimo lah. Daripada nggak makan, sakit malah dibilang Covid-19, nanti.”
Menurut Ali, saat ini jemaah sudah mulai kehabisan uang. “Kawan-kawan ada yang sempat bicara sisa uangnya itu nggak sampai satu juta, paling 750 ribu lagi,” katanya.
Sementara itu pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan, belum bisa memastikan kapan ratusan WNI dari India akan dievakuasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, sejauh ini, pemerintah Indonesia belum bisa memastikan kapan akan mengevakuasi WNI Jemaah Tabligh di India. Sebab, India masih menetapkan status karantina wilayah.
“Kapan persisnya kita tidak tahu. Jadi, dalam kondisi itu kan tidak ada penerbangan. Jadi memang tidak mungkin ada fasilitasi pemulangan mereka,” katanya.
Saat ini Kemenlu memprioritaskan penyelesaian kasus-kasus hukum WNI Jemaah Tabligh di India. Mereka umumnya dituduh memiliki visa bermasalah, dan menyalahi aturan karantina wilayah di India.
“Karena toh juga, yang terkena kasus hukum kan harus diselesaikan dulu kasusnya. Pendampingan hukum, kita juga sudah mencarikan pengacara-pengacara dan nanti mereka akan mendampingi,” kata Faizasyah.
sumber: BBC News Indonesia