Anies Banjir Bandang Dukungan
Makanya, Anies menjadi tumpuan keinginan dan harapan perubahan bahwa melaluinya akan menjelma tercipta Indonesia ke depan yang jauh lebih baik.
Sesuatu yang berkebalikan dengan kunjungan bacalon Presiden dari partai-partai lainnya yang selama ini biasanya segalanya harus dikondisikan terlebih dahulu. Ya akomodasi, amplop “keringat kelelahan”, dan sepertinya jangankan ada pendukungnya berbasis Ioyalis, yang ada sangat minim pendukung baru. Asal comot dadakan dan jadi-jadian, dikarenakan sudah dibiasakan harus disogok duit.
Nah, di tengah-tengah banjir bandang dukungan dari publik dan komunitas relawan politik itu, ternyata Anies juga menjadi simbol sentral “ghirah” politik kedaulatan rakyat suara-suara aspirasi akar rumput yang semakin sedang bertumbuh dan merebak di akhir-akhir ini.
Itu ditandai dengan adanya derasnya luberan “ aliran air sungai” yang berasal dari retak dan bocornya tanggul elemen infrastruktur politik kedaulatan rakyat suara akar rumput itu, yaitu dari mesin partai parlementernya yang mulai kering dan susut.
Yang sangat paling kentara dari komunitas akar rumput partai Gerindra yang masih kecewa dan sakit hati dikarenakan para elit partai Gerindra, khususnya Prabowo dan Sandi kalah di Pilpres 2019 malah “berkoalisi” menjadi anggota menteri Kabinet Jokowi yang dianggap sebagai “pengkhianatan” perjuangan politik pengikutnya yang telah dibangun dengan segala pengorbanan tak terperi.
Dan pengkhianatan itu dianggap sebagai yang paling sensitif menyentuh perasaan, yaitu menyangkut harga diri.
Hingga sekarang komunitas akar rumput partai Gerindra itu faktualisasinya sudah melakukan eksodus besar-besaran untuk berlabuh mendukung ke Anies.
Demikian juga hal yang sama terjadi pada koalisi KIB, dianggotai partai Golkar, PAN dan PPP. Di partai Golkar suara aspirasi akar rumputnya diwakili oleh komunitas kaum muda Golkar. Meski, masih berjaket kuning, sebagai secara pribadi, “what ever” lah kata mereka, sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Anies.
Juga suara akar rumput PAN dan PPP yang nyaris mirip kasusnya dengan partai Gerindra yang selama ini pengikutnya bertolak belakang dengan Zulkifli Hasan dan Suharso Monoarfa (sekarang Plt Ketum PPP Mardiono, red) yang bergabung ke kabinet Jokowi, dipastikan “deras” mengalir akan bermuara ke Anies.
Justru itu difaktualisasi ketika safari silahturahim Anies di Yogyakarta, sejumlah kader PPP menyatakan “declare” dukungannya ke Anies. Juga ketika di Pekanbaru, anggota PAN Riau secara pribadi men-declare juga dukungannya ke Anies.
Yang justru menjadi “menggempakan” bak di skala richter “mega trust”, adalah ulah politik KIB “bermodus” ini ketika harus berhadap-hadapan dengan PDIP.