Anies Banjir Bandang Dukungan
Modus kegempaan itu bahkan telah menjelma menjadi “perseteruan terselubung” di suara akar rumputnya. Ketimbang antara para elitisme pentolannya, yaitu antara Megawati Soekarnoputri pemegang trah Sokarnoisme dengan Jokowi sebagai pemegang petugas partai.
Aspirasi suara akar sebagian rumput di PDIP dan penuh di KIB itu sama-sama mendukung Ganjar Pranowo sebagai bacalon Presiden, — yang bagi PDIP harus Puan Maharani sebagai mempertahankan “watak kolot konservatisme” trah Soekarnoisme yang oleh kehadiran figur Puan malah tak mampu mengangkat dan menaikkan tingkat elektabilitas, baik sebagai bacalon Presiden, maupun mimpi politik PDIP menargetkan “hattrick” kemenangan.
Yang tidak disadari oleh Megawati dan Jokowi terjadinya polarisasi atau terpecahnya suara akar rumput itu telah “menjatuhkan” keduanya hingga ke tingkat “degradasi politik” terendah.
Megawati dengan PDIP sebagai pemenang pemilu pemegang tunggal PT 20% malah semakin teralienasi di kancah percaturan politik kekuasaannya di partai parlemennya.
Sementara, Jokowi menjadi orang yang paling tertuduh mem-backing KIB untuk melesat maju mengusung Ganjar-Erick yang sesungguhnya diarsiteki LBP, didukung kekuatan besar finansial raksasa para cukong politik berasal dari oligarki korporasi.
Yang dewasa ini menjadi musuh nomor satu rakyat dan bangsa karena semakin merusak cita-cita bersama “keadilan dan kesejahteraan”.
Akibatnya, Jokowi tidak sadar tergetok pula pada dirinya kalau tengah menjadi nomor satu di negeri ini ternyata juga menjadi orang musuh nomor satu pula oleh rakyat dan bangsanya.
Maka, sesungguhnya akan percuma dan sia-sialah adanya upaya-upaya penundaan Pemilu-Pilpres 2024 atau perpanjangan jabatan tiga periode “dengan segala cara”: mengubah amandemen, dekrit, sidang istimewa MPR, itu semua adalah, sebagai pelanggaran kejahatan pidana berat dan besar dikarenakan itu sama saja melakukan perbuatan dan tindakan melawan hukum, yaitu mengkudeta konstitusi yang seharusnya dipedomaninya sendiri sebagai pemimpin negara sebagai Bapak Bangsa.
Dan inilah pula yang menjadikan “Anies Effect” semakin besar semakin meluas pula pendukungnya.
Sebab efek Anies itu juga sudah menandai sebagai gerakan aksi perlawanan an sich rakyat terhadap segala kedzaliman yang diakibatkan otoritarianisme kekuasaan yang semakin represif yang tengah diperagakan oleh Jokowi.
Mungkin masih ada dukungan bagi Jokowi dari para elitisme jajaran kekuasaannya yan Tersentralisasi di pusat.