Anies Baswedan dan Calon Presiden Partisipasi Publik
Baik penghargaan domestik maupun internasional yang sudah pasti mengerucut seluruhnya di bidang pengelolaan kota.
Masalah banjir pun sudah relatif jarang dan dapat tertanggulangi dengan sangat cepat. Tak ada lagi kemacetan parah, fasilitas sarana untuk penjualan kaki diperluas dengan banyak memperlebar trotorar dan membangun JPO dengan arsitektur yang sangat indah, revitalisasi jalan buat bersepeda dan banyak membangun puluhan ruang taman-taman kota dan zona hijau, serta dibarengi ribuan ruang hotspot gratis.
Sedangkan yang diambil contoh dari kepemimpinan Anies oleh Pemerintahan Jokowi, adalah kapabilitasnya menerapkan teknis dan strategis dalam cara penanggulangan bencana baru wabah pandemi Covid-19 yang nyaris melanda seluruh dunia saat itu termasuk Jakarta dan sekitarnya sebagai area kota megapolitan yang pertama menjadi pintu masuk ke Indonesia.
Anies yang mumpuni tidak salah pilihan dari awal selalu mencari solusinya dengan pendekatan secara ilmiah, dilakukan dua pilihan mendasar: satu sisi dunia keilmuan pengobatan kesehatan/ kedokteran terkait Virus-C19 itu sendiri, di satu lain yang tak terpisahkan, adalah menyangkut cara komprehensif penanggualangan tingkat penularannya dengan keilmuan pandemiologi virus tersebut.
Maka, dari awal di Jakartalah tindakan yang memang harus berimplikasi kepada betaoa pentingnya data: streacthing test atas spesimen pasien Covid-19, ikutannya kemudian Rapid Test, Anti Gen Swab Test, PCR hingga tiba saatnya divaksinasi lengkap selalu melebihi angka aman sebagaimana telah ditetapkan WHO.
Makanya, ini pula yang menjadi teknis dan strategi mendasar terhadap strategi penanggulangan penularannya ketika PSBB dan PPKM diterapkan Pemerintah di kota-kota lain di Indonesia terinspirasi dari kota Jakarta .
Jakarta dengan masalah kompleksitasnya sebagai ibukota dan kota internasional harus diperlakukan spesifik terhadap cara penanggulangan dan dampak penularannya dengan cara sendiri. Usaha yang telah dilakukan Anies paling tidak bisa menyelamatkan pemgurangan korban jiwa meninggal dunia dan termasuk kota yang paling cepat mencapai pemulihan kembali di dunia.
Jadi, adanya tendensi dukungan luas dari kelompok komunitas relawan politik itu, adalah sangat relevan bila diukur parameternya tidak saja dilihat dari keberhasilan Anies sebagai subyek kompetensi yang mumpuni tetapi kemampuan mengimplementasi obyek program membangun Jakarta ini.
Bagi Anies ini akan menjadi modal kekuatan politik yang sangat besar Terlebih, setelah Anies nanti menuntaskan pasca tugas paripurna jabatan Gubernurnya, meski oleh “lawan politik lama” dianggap akan menurunkan elektabilitas Anies, justru malah sebaliknya euphoria dukungan mereka itu semakin riuh dan gegap gempita dan akan mencapai puncaknya ketika Anies pun membuat “atraksi gayung bersambut” kelak mendeklarasikan dirinya secara resmi menjadi calon Presiden RI 2024-2029.
Tentu sudah pasti “segregasi politik” itu akan tetap terjadi ketika Anies mulai melakukan pendekatan peminangan terhadap partai-partai yang bakal mendukungnya.