OPINI

Anies Baswedan, Harapan Baru Warga Dunia

Belum lagi penemuan teknologi Blockchain yang dapat mengkonversi kondisi interaksi manusia tanpa mereduksi tingkat keamanan dan kepercayaan seperti dalam bentuk Cryptocurrency dan Smart Contract. Semua tantangan global sejenis ini akan terus tumbuh dan akan menjadi realitas yang tidak mungkin dihindari.

Dunia menuju apa yang disebut oleh Ray Kurzweil (2005) sebagai “Technological Singularity” dimana tingkat pertumbuhan teknologi akan secara radikal meningkat dan tidak mungkin bisa dikendalikan lagi hingga pada saatnya akan terjadi bom waktu yang disebut oleh I.J. Good (1965) sebagai “Intelligence Explosion”. Sebuah hipotetis mimpi buruk bahwa dunia akan dikuasai oleh mesin-mesin pintar melampaui kapasitas kepintaran manusia.
 
Tentunya tantangan global tersebut baru sebagian kecil yang dampaknya bisa merusak tatanan dunia global yang sedari dulu bersifat anarki. Ada banyak macam jenis tantangan sejenis yang punya potensi daya rusak yang lebih mengerikan bagi Indonesia karena efek dari “Global Village” dunia hari ini. Global Village mengharuskan adanya intekoneksi di setiap kehidupan manusia hari ini, lihatlah apa yang telah dilakukan oleh negara China hari ini.

Interkoneksi antar sesama warga negara maupun dengan pusat negara berpotensi mencabut prinsip privacy setiap warga negara. Gejala ini jika tidak diantisipasi secara cerdas oleh negara dalam hal ini pemimpinnya atau pemerintahannya akan mengarah kepada terpasungnya prinsip demokrasi maupun kebebasan warga negara dari rasa takut dan aman.
 
Penulis percaya berdasarkan kinerja yang telah ditunjukkan Anies selama mengurusi Jakarta, bahwa beliau bukan saja memahami tantangan dunia global yang disebutkan di atas maupun konsekuensi negatif maupun positif sebuah “Global Village” tetapi beliau juga akan mampu memetakan nexus dari berbagai macam masalah yang harus segera diantisipasi maupun diawasi agar visi global dalam masa pemerintahannya nanti -Insya Allah– bisa berubah wujud menjadi pekerjaan dunia global (Global Homework) yang bisa secara bersama- sama dikerjakan oleh warga dunia dengan Indonesia sebagai pemimpinnya.
 
Kepiawaian Anies untuk memberikan kepada warga dunia sebuah pekerjaan bersama (Global Homework) sudah terlihat selama masa pemerintahannya di Jakarta. Beliau fasih menjelaskan berbagai macam tantangan kota yang bervisi global dan bagaimana berkolaborasi untuk mengatasinya.

Bukan hanya fasih dalam menguraikannya tetapi seringkali beliau tunjukkan dalam bentuk kerja – kerja nyata dalam mewujudkannya, kerjasama dengan berbagai administrator beberapa pemerintahan kota di negeri lain telah serius beliau rintis ketika mengadakan kunjungan ke luar negeri.

Beliau turun gunung langsung menjelaskan problem detil kota Jakarta dan meminta advice untuk mengatasinya dari para administrator kota yang telah berpengalaman di negara lain. Lawatan terakhir beliau ke Berlin – Jerman misalnya, beliau sedang membahas penerapan Smart City untuk diterapkan di Jakarta layaknya di Jerman.
 
Kita akan bisa melihat nantinya –Insyaallah– dengan terpilihnya beliau sebagai Presiden Republik Indonesia kedelapan, maka Indonesia akan menapaki tahapan untuk menuju negara yang disegani oleh dunia global karena kepemimpinan Anies yang bervisi global tersebut.

Indonesia pernah bangga mempunyai Presiden Soekarno yang dikenal vokal dalam menyuarakan penderitaan negara-negara dunia ketiga dan mampu menjadi kiblat bagi negara–negara non-blok.

Kini saatnya Indonesia –Insyaallah- akan dikenal dengan pemimpinnya yang bisa menciptakan sebuah Grand Collaboration antarwarga dunia dengan Global Homework yang menantang dan mempunyai kemanfaatan besar bagi warga dunia. Insyaallah, Anies Baswedan mampu mewujudkannya. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Dr. Taufik Hidayat, Peneliti Centre of Studies for Indonesian Leadership (CSIL)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button