Anies dan ‘Penggembosan’ Parpol Oligarki
Kita lihat saja hingga sejauh mana perkembangan perseteruan keduanya itu?
Sementara, KIB yang akan menjadi kendaraan lain Trah Jokowi telah mengalami pengeroposan dan penggembosan dari dalam.
Adanya inisiasi kepeloporan pemuda Golkar yang memdeklarasikan dukungan ke Anies Baswedan, adalah bentuk nyata tengah adanya percikan api reformasi yang boleh jadi akan semakin besar berkobar ke depan.
Ekspektasi transisi itu bakal terjadi gempa likuifaksi politik itu ditandai “kudeta” oleh kemunculan inisiasi politik generasi baru di internal Golkar.
Selama ini Golkar yang selalu dikuasai kaum politikus tua konservatisme yang kini tengah “manggung” menjadi “orang-orang paling penting kepercayaan Jokowi”. Terutama, LBP di Kabinet, adalah salah satu anggota pengusaha korporasi oligarki.
Sudah tentu hal ini semakin lama akan semakin mengundang dan menimbulkan antipati para pendukungnya dan lebih luas pasti ditentang rakyat. Itu berpengaruh akan semakin menjatuhkan tingkat elektoralnya baik bagi Golkar sendiri maupun Ketum Airlangga Hartarto faktanya terbukti yang hingga kini masih saja tetap terpuruk dalam bursa bacapres-nya.
Demikian pula representasi partai-partai Islam di keanggotaan partai politik oligarki, seperti PKB, PAN dan PPP.
PKB semakin kurus dan kecil pendukungnya dikarenakan kelompok loyalis Trah Gusdur alias Gusdurian yah bermigrasi besar-besaran dukungannya ke Anies Baswedan.
PAN yang sudah lama bak menjadi kolam berair dangkal seolah tenang tanpa riak gelombang, sesungguhnya sudah ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas komunitas organisasi masyarakat Muhammadiyah yang boleh jadi juga tengah bermigrasi besar-besaran ke Partai Ummat yang dipimpin oleh Amien Rais yang pasti akan mengarahkan dan meletakkan dukungannya kepada Anies Baswedan.
Pun PPP seperti PAN, eksistensinya tinggal di kalangan elite pemimpin kelembagaan partainya di tingkat pusat saja. Sedangkan, di arus akar rumput ramai-ramai secara informal mendukung Anies. Apalagi, NU di PPP, terutama NU Garis Lurus bakal hijrah mendukung Anies juga.
Hebatnya, Partai NasDem yang semula merupakan partai sempalan pemberontak telah keluar dari keanggotaan partai oligarki lebih awal telah menginisiasi pendeklarasian bakal calon Presiden Anies Baswedan, harus segera pula mendeklarasikan koalisi dengan PD dan PKS sebagai partai oposisi terhadap rezim guna memenuhi angka kuota PT 20%.