Anies Diserang dengan Isu Khilafah
Provokasi CokroTV, Umat Hati-Hati
Membaca atau menonton video-video geng CokroTV, umat Islam harus hati-hati. Mereka seringkali memutarbalikkan fakta. Saya sendiri menjadi korban dari video CokroTV.
Tulisan saya berjudul ‘Istighfarlah Yaqut’, dibahas CokroTV. Mereka menuduh saya (dan MUI Depok) membuat hoax dan menfitnah Menteri Agama. Padahal yang saya sampaikan adalah opini yang bersumber dari berita yang ditulis beritasatu.com. Mereka tidak mau tahu dengan sumberberita yang saya tulis. Mereka hanya berpatokan pada sumber dari Kementerian Agama yang membantah fakta yang saya sampaikan. Padahal kalau mereka mau obyektif, mereka juga harusnya mengkonfrontir juga sumber dari beritasatu.com.
Video Guntur tentang Anies dan Bachtiar ini juga umat harus hati-hati. Guntur ingin membuat opini seolah-olah Bachtiar mendukung khilafah di Indonesia pada tahun 2024. Ia juga membuat opini bahwa Anies lah yang akan menjadi khalifah di negeri ini. Tentu saja opini ini akan dimakan mentah-mentah oleh warga non Muslim dan kaum Muslim abangan yang tidak tahu secara mendalam pemikiran dan langkah Anies dan Bachtiar.
Anies adalah pribadi yang matang dalam berpolitik. Sejak kecil Anies telah berbakat menjadi pemimpin. Ia pernah menjadi Ketua OSIS ketika SMA, Ketua Senat Mahasiswa UGM, dan lain-lain. Anies meraih doktornya di Departemen Ilmu Politik, Universitas Northern Illinois. Sewaktu kuliah, dia dianugerahi Wiliam R Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship and ASEAN Student Award.
Di Amerika ia juga aktif di dunia akademik dengan menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara dalam berbagai konferensi. Ia banyak menulis artikel mengenai desentralisasi, demokrasi, dan politik Islam di Indonesia. Artikel jurnalnya yang berjudul ‘Political Islam: Present and Future Trajectory’ dimuat di Asian Survey, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas California. Artikel ‘Indonesian Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democracy’ diterbitkan oleh BIES, Australian National University. (Lihat: Anies vs Ganjar: Nasionalis Islam vs Nasionalis Sekuler)
Jadi melihat latarbelakang pendidikan dan pengalaman Anies dalam politik, tidak mungkin Anies mendirikan kekhalifahan di Indonesia. Anies ingin Indonesia adil dan makmur. Bila kita simak dengan sungguh-sungguh biografinya, Anies ini mirip kakeknya AR Baswedan. Ia seperti gabungan dua pribadi: Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir. Santun, cerdas, alim dan suka menolong orang lain.
Bagaimana dengan Bachtiar Nasir? Bachtiar adalah dai yang mempunyai bakat pemimpin. Pria kelahiran Jakarta, 26 Juni 1967 ini, menempuh pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan Pondok Pesantren Darul Huffazh, Bone, Sulawesi Selatan. Setelah lulus, ia melanjutkan kuliahnya ke Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.
Sejak 2012, ia aktif sebagai Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan tahun 2022 ini ia diberi amanah sebagai Ketua Jaringan Timur Tengah Indonesia (JATTI). Bachtiar kini juga memimpin AQL Islamic Center di Jakarta.
Video yang diedarkan Denny Siregar dan Guntur Romli memang benar. Itu adalah ceramah Ustadz Bachtiar Nasir sebelum Hizbut Tahrir Indonesia dilarang (2017). Jadi wajar saja, seorang dai yang memahami sejarah Islam dunia, menyampaikan tentang sejarah kekhilafahan dan memprediksi kekhilafahan terwujud. Apalagi itu di forum yang massanya kebanyakan massa Hizbut Tahrir. Seorang penceramah tentu harus menyenangkan jamaah yang hadir.
Ustadz Bachtiar bukanlah orang HTI dan ia tidak pernah menjadi anggota HTI. Ia mengenal Islam dari nyantri di tanah air dan di Saudi. Di pribadinya nampak keulamaan dan kepemimpinan. Keislaman dan keindonesiaan. Simaklah ceramah-ceramahnya empat tahun terakhir ini, ia tidak pernah menggaungkan pergantian Pancasila. Malahan di MIUMI, ia dan tokoh-tokoh MIUMI menafsirkan Pancasila dari sudut prinsip-prinsip Islam. Pancasila adalah bagian dari Islam. MIUMI menginginkan Indonesia adil dan makmur di bawah naungan ridha Ilahi.
Maka, provokasi Denny Siregar dan Guntur Romli lewat twiter-video kepada Anies Baswedan dan Bachtiar Nasir tentang khilafah ini adalah tong kosong nyaring bunyinya. Menyembunyikan fakta dan membelokkan informasi yang benar. Khas CokroTV. Wallahu alimun hakim. []
Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok.