Anies Effect: Rekam Jejak ‘Ghirah’ Kedaulatan Rakyat
Sesungguhnya ada 2 (dua) keberhasilan Anies yang luar biasa di genggaman tangannya, dalam rekam jejaknya:
Pertama, menjabat Gubernur memimpin ibu kota negara Jakarta berkemajuan nyaris sempurna menuntaskan program-programnya sesuai janji-janji kampanyenya.
Implementasinya, program-program pembangunan Jakarta berkemajuan itu mencerminkan “ghirah”nya kepada kedaulatan rakyat.
Refleksinya, bermula dari keterpilihannya sebagai Gubernur yang geniun proses demokratisasinya berdasarkan partisipasi publik, daulat rakyat dan tanpa partai serta korporasi oligarki yang membelakangi menopangnya.
Hingga, menjalani tanggung jawab, tugas dan kewajibannya bahwa setiap keberhasilan pembangunan itu tidak diakuinya sebagai secara milik personal.
Tetapi, lihatlah di rekam jejaknya setiap Anies memberikan sambutan ketika mendapatkan banyaknya penghargaan bukanlah dikarenakan dirinya semata, melainkan diumumkan secara kesantunan dan kepatutan sepenuhnya atas dukungan dan partisipasi rakyat.
Dalam konteks narasi Anies, dukungan dan partisipasi rakyat itu disebutnya sebagai hasil kolaborasi rakyat segenap warga Jakarta seluruhnya sesuai motto kinerjanya, “Jakarta Maju Bersama Bahagia Warganya”:
Kinerja kuantitatif tercapailah sesuai target misinya secara clear and clean tanpa terjadi kasus KKN, hingga baru terjadi dalam sejarah suatu provinsi berstatus WTP oleh BPK selama lima tahun berturut-turut.
Sedangkan, kinerja kualitatif sesuai tujuan visinya, mewujudkan kebersatuan, berkesetaraan dan berkeadilan yang secara nyata dan faktual dirasakan oleh warganya yang terasa dibahagiakannya itu dalam kenyamanan, keamanan dan kedamaian hidup bersama sebagai warga Jakarta.
Kedua, keberhasilan lain di genggamannya itu, adalah lulusnya Anies dari ujian menjaga kesabarannya.
Ketika Anies meraih kemenangan, bukanlah pesta euforia dan pamer legitimasi elitisme kekuasaan yang ditonjolkannya.