Anies Pejuang, Bukan Petugas Partai Bukan pula Boneka
Oleh karena itu tantangan Anies untuk meraih jabatan Presiden itu akan sangat berat diperlukan semangat, tindakan dan jiwa perjuangan dan kejuangan yang sangat besar pula.
Bersyukurnya kita ternyata Anies memang seorang pejuang. Itu dibuktikan dengan nyata Anies berhasil membangun Jakarta berkemajuan tidak meninggalkan prinsip, bahkan menegakkan secara nyata kesetaraan dan keadilan. Juga tanpa konspirasi, kolusi dan korupsi. Anies pun anti oligarki. Pun bukan petugas partai, apalagi boneka partai.
Itu berarti sifat dan sikap pejuang yang berani melawan arus kontradiktif yang jelas sekarang menjadi arus besar mainstream permainan politik rezim penguasa dengan pendampingnya partai oligarki berkonspirasi dan berkolusi oligarki korporasi.
Di kabinet sudah vulgar terbuka di ruang publik, adanya jalinan jejaring “penguasa-pengusaha”. Ironisnya, tanpa rasa malu, risih dan atau rasa sesungguhnya hanya menjadi “pembebek”.
Yang telah menjadi penyebab semakin melebar dan meluas kesengsaraan rakyat dan Anies sebagai seorang pejuang berkeinginan mengembalikan kedaulatan kekuasaan itu ke pangkuan rakyat.
Sehingga, rakyat itu semakin berdaya, mendapatkan hak kesejahteraan dan keadilannya yang oleh rezim ini diinjak-injak sebagai manifestasi pengabaian yang sengaja dilakukannya sebagai akibat hegemoni serakah dan rakus atas kekuasaanya.
Persoalan pokoknya, secara dejure konstitusional masih terbelenggu adanya syarat President Threshold 20%.
Kendaraan Anies diusung partai Nasdem sudah benar. Tinggal menunggu koalisinya dengan Partai Demokrat dan PKS yang ntahlah hingga kini belum juga dapat diwujudkan.
Padahal, ketiganya sudah on the right track, selaras dan serasi. Nasdem, adalah partai pemberontak dari koalisi partai oligarki.
Sementara PD dan PKS adalah, oposisi. Ketiganya selayaknyalah menjadi bersatu untuk mengambil peran sebagai partai partisan pejuang. Yang layak pula mengusung Anies sebagai tokoh calon pemimpin pejuang pula.
Lihatlah dukungan rakyat kepada Anies secara de fakto sudah sangat luar biasa. Gelombang gerakan dan pergerakannya akan terus membesar menggerus melawan aral dan rintangan yang justru ditimbulkan oleh kepentingan yang berlindung di balik konstitusi dejure itu bercokol konspirasi partai oligarki dan oligarki korporasi.
