Arti ‘Kelaparan’ bagi Tubuh Manusia dan Bagi Gaza

Kota Gaza (SI Online)-Badan-badan kemanusiaan menyatakan bahwa jumlah bantuan terbatas yang diizinkan Israel masuk ke Gaza dalam sepekan terakhir sangat kecil kemungkinannya untuk mencegah bencana kelaparan yang telah diperingatkan para ahli selama berbulan-bulan.

Awalnya, sebagian besar kematian akibat kelaparan menimpa anak-anak dan bayi. Namun kini, orang dewasa lanjut usia juga mulai tewas akibat kelaparan yang diberlakukan Israel sejak Maret.

Pada Ahad (3 Agustus 2025), enam orang dewasa lagi meninggal akibat kekurangan gizi. Dengan itu, jumlah orang dewasa yang meninggal karena kelaparan di Gaza dalam lima pekan terakhir mencapai 82 orang.

Sementara itu, 93 anak tewas akibat kekurangan gizi parah yang dipaksakan secara sistematis sejak perang dimulai.

Jadi, bagaimana kelaparan bekerja? Apa yang terjadi pada tubuh manusia? Dan apakah kita melihat keseluruhan gambaran?

Berikut penjelasannya:

Apa rasanya sekarat karena kelaparan?

“Ini benar-benar mengerikan,” kata Dr. James Smith, dokter darurat yang pernah dua kali menjadi relawan di Gaza.

Pada tahap awal setelah beberapa hari tanpa makanan, tubuh mulai memecah otot dan jaringan lainnya untuk bertahan hidup.

“Ini salah satu cara paling tidak manusiawi dan biadab untuk membunuh. Kelaparan selalu dilakukan satu pihak terhadap pihak lain. Ini dirancang untuk berlangsung lama dan memaksimalkan penderitaan,” katanya.

Segera, metabolisme tubuh melambat, kemampuan mengatur suhu hilang, fungsi ginjal memburuk, dan—sangat krusial di Gaza—sistem kekebalan tubuh mulai melemah dan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka menurun.

Begitu seluruh cadangan tubuh habis, tubuh kehilangan kemampuan menyalurkan nutrisi ke organ-organ vital. Akibatnya, organ penting seperti jantung dan paru-paru tidak lagi berfungsi optimal. Otot-otot menyusut dan tubuh menjadi sangat lemah.

Akhirnya, ketika cadangan protein tubuh habis, jaringan-jaringan tubuh hancur. Kematian tinggal menunggu waktu.