AS Kembali Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Genosida Belum Bisa Dihentikan
New York (SI Online) – Amerika Serikat kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Keputusan ini menuai kritik luas karena dinilai memperpanjang penderitaan warga sipil yang sudah menghadapi kelaparan, serangan militer tanpa henti, dan krisis kemanusiaan yang kian memburuk.
Rancangan resolusi tersebut mendapat dukungan 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan, termasuk seluruh anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa jabatan dua tahun. Namun, veto Washington sekali lagi menggagalkan upaya internasional menghentikan perang dan menyelamatkan nyawa warga Gaza.
Resolusi yang diajukan oleh sepuluh negara anggota Dewan Keamanan itu menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan tahanan tanpa syarat, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Naskah tersebut juga menyoroti penderitaan warga sipil akibat kelaparan yang meluas serta intensitas serangan Israel di Kota Gaza yang menghancurkan infrastruktur penting dan menewaskan ribuan orang.
Perwakilan AS untuk PBB, Morgan Artagus, dalam pernyataannya menolak rancangan tersebut dengan alasan “menyamakan Israel dengan Hamas” dan tidak mencerminkan realitas di lapangan. Ia menegaskan bahwa menurut Washington, Israel telah menerima syarat untuk mengakhiri perang, sementara Hamas dianggap menolak dan harus menyerah. Artagus juga menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terhambatnya penyaluran bantuan kemanusiaan dan menuduh kelompok itu menggunakan warga sipil sebagai “alat untuk mencapai tujuan politiknya.”
Sebaliknya, perwakilan Denmark yang berbicara atas nama sejumlah negara mendesak gencatan senjata segera, permanen, dan tanpa syarat. “Kelaparan di Gaza adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Kami menuntut masuknya bantuan kemanusiaan segera ke Jalur Gaza,” tegasnya.
Patut dicatat, Amerika Serikat telah menggunakan hak vetonya beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza. Langkah ini dianggap menghambat upaya dunia internasional menghentikan genosida yang terus merenggut nyawa warga sipil dan memperburuk bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.
sumber: infopalestina
