ASPAC Gelar Rapat Umum Bela Al Aqsha Secara Virtual
Akmal Sjafril, pendiri Indonesia Tanpa JIL (ITJ) mengungkap hubungan Indonesia dengan Palestina. Menurutnya, sebelum Indonesia merdeka, pada 1944, Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al Husaini mendorong negara-negara di Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Banyak episode sejarah yang terlupakan dan lupa dibahas. Ini yang perlu kita angkat bersama-sama,” kata dia.
Ketua Forum Jurnalis Muslim (Forjim), Dudy Sya’bani Takdir menyampaikan minimnya akses langsung informasi dari Palestina. Media di Indonesia, termasuk media arus utama, kata Dudy, sering mengutip dari media Israel. Hanya sedikit akses dari media Palestina.
“Isu mengenai Palestina punya tempat khusus di masyarakat Indonesia. Buktinya, media Islam punya rubrik khusus Palestina. Umat selalu menanti update terkini kondisi di Palestina,” ungkap Dudy.
Dudy berharap agar lembaga yang hadir dalam rapat tersebut dapat memberikan akses kepada wartawan. Ia berharap agar Forjim bisa mendapat informasi langsung dari sumbernya.
Ahmad Syahidin, salah satu peserta yang juga penerjemah Infopal menyatakan masalah Palestina berupa kemanusiaan, penjajahan, dan Al Aqsa. Menurutnya belum ada hal konkret yang membahas isu penjajahan Palestina sampai ke level pemerintah.
“Banyak pemimpin negara kita yang kurang paham. Ini tugas jurnalis Muslim. Pemerintah perlu melek masalah isu Palestina karena mereka punya tanggung jawab masalah penjajahan,” katanya.
red: faza haniyya