Australia Buat Kapal Selam Tenaga Nuklir, China dan Prancis Mengecam
Jakarta (SI Online) – Bekerja sama dengan Amerika Serikat, Australia akan membuat kapal selam bertenaga nuklir . Keputusan Australia ini merupakan langkah awal dari bentuk kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Dilansir Medcom (17/9), selama ini Amerika Serikat hanya memberikan teknologi kapal selam bertenaga nuklir ke Inggris. Kerja sama tiga negara ini diduga untuk menandingi kekuatan militer China di kawasan pasifik.
Keputusan politik pertahanan dari Australia itu membuat China dan Prancis marah. Pemerintah Prancis marah karena Australia membatalkan kerja sama kedua negara dalam membangun kapal selam.
Berbagai media internasional memberitakan, Amerika Serikat, Inggris dan Australia pada Rabu (15/09) mengatakan mereka akan membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik yang akan membantu Australia memperoleh kapal selam nuklir, untuk menandingi pengaruh China di kawasan itu.
Di bawah kemitraan trilateral, yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Amerika Serikat dan Inggris akan memberi Australia teknologi dan kemampuan untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir.
Dalam pengumuman virtual tiga arah dari masing-masing ibu kota mereka, para pemimpin menekankan Australia tidak akan mengerahkan senjata nuklir tetapi menggunakan sistem propulsi nuklir untuk kapal, untuk menjaga dari ancaman di masa depan.
“Kita semua menyadari pentingnya memastikan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik dalam jangka panjang,” kata Joe Biden, dikutip dari Reuters, Kamis, 16 September 2021.
“Kita harus mampu mengatasi lingkungan strategis saat ini di kawasan ini, dan bagaimana hal itu dapat berkembang karena masa depan masing-masing negara kita dan bahkan dunia bergantung pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka yang bertahan dan berkembang dalam beberapa dekade ke depan,” ujar Biden.
Scott Morrison mengatakan kapal selam nuklir akan dibangun di Adelaide di negara bagian Australia Selatan, bekerja sama erat dengan Amerika Serikat dan Inggris.
“Kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami,” katanya.