Bagaimana Israel Mendorong Gaza ke Titik Kritis: ‘Kelaparan, Sendirian, dan Diburu’

Menghancurkan Masyarakat
“Ini bukan sekadar tentang anak-anak yang kelaparan. Ini tentang menghancurkan masyarakat dan menjadikan rakyatnya korban yang putus asa dan lapar,” ujar de Waal.
“Ini juga membuat pelaku merasa korban telah kehilangan nilai kemanusiaan—sehingga kejahatan menjadi terasa dibenarkan.”
Strategi Pemusnahan
Selama perang yang telah berlangsung 21 bulan, Israel terus mengklaim bahwa serangannya bertujuan mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera.
Namun, menurut banyak pengamat, Israel justru sengaja mengabaikan atau bahkan memaksakan penderitaan kepada rakyat Palestina melalui blokade, penghancuran infrastruktur, dan kelaparan sistematis.
“Saya tidak yakin ini bisa disebut strategi,” kata Yossi Mekelberg, peneliti senior di Chatham House.
“Sulit membedakan mana yang memang direncanakan, mana yang bersifat taktis, oportunistik, atau hanya karena ketidakmampuan.”
Mekelberg menjelaskan berbagai kelompok yang berpengaruh dalam kebijakan Israel:
- Para menteri ultranasionalis seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich yang ingin mengusir seluruh rakyat Palestina dari Gaza dan Tepi Barat,
- Kalangan militer yang terpecah pendapat soal kelanjutan perang,
- Dan Benjamin Netanyahu, yang menurut Mekelberg hanya menggunakan perang demi kepentingan politik pribadi, sembari menjalani sidang kasus korupsi.
Warisan Kehancuran
“Konsekuensi dari tindakan Israel akan dirasakan selama beberapa generasi,” ujar para analis.
Mereka yang bertahan akan menanggung luka fisik dan trauma psikologis, dan mereka yang terusir tak akan bisa kembali.
“Israel menggunakan formula: membuat Gaza tak layak huni dan penuh kekacauan, agar penduduknya hengkang,” kata Mouin Rabbani, editor Jadaliyya.
“Setelah mereka terusir, entah karena kondisi yang tidak manusiawi atau dipindahkan ke tempat yang disebut ‘kota kemanusiaan’—yang oleh para kritikus disebut kamp konsentrasi—yang akan dibangun di perbatasan Mesir, mereka tidak akan diizinkan kembali.”