Bahaya ‘Deal of Century’ Bagi Wilayah Palestina
Al Quds (SI Online) – Pengamat permukiman di Al-Quds, Khalil Tafkaji menegaskan, fase penerapan Deal of Century gagasan Trump dengan peta baru, merupakan visi Israel yang disetujui Amerika.
Tafkaji menganggap bahwa komite khusus yang bertugas membuat peta, merupakan langkah sepihak Israel yang disetujui dan dilindungi Amerika, untuk mendapatkan legalitas internasional.
Peta yang diusulkan dalam Deal of Century merupakan bagian dari proyek yang telah dimulai tahun 1970 dan berakhir pada proyek Sharon tahun 1990, dan saat ini tengah dieksekusi di lapangan.
Peta yang diusulkan sepihak Israel merupakan kebijakan politik murni, yang tak menghendaki keberadaan Negara Palestina yang memiliki denah geografi.
“Menurut visi Israel, pendirian Negara Palestina tidak masuk dalam usulan, bahkan dalam perundingan terdahulu, baik Camp David, Oslo dan lainnya, semuanya tidak menyetujui keberadaan Negara, dan hanya mengijinkan keberadaan otoritas Palestina di bawah kendali Israel secara penuh, dan para pemimpin Israel berupaya agar Negara Palestina tidak di Tepi Barat, tetapi di tempat lain,” ujar Tafkaji dilansir dari Pusat Informasi Palestina, Senin (17/2).
Israel memanfaatkan perundingan dan kelemahan dunia Arab, serta perpecahan Palestina untuk mengeksekusi visinya, dengan mendapatkan dukungan penuh Amerika, untuk mengambil kendali wilayah Palestina dan Lembah Yordan, sehingga keluar dan masuk harus seijin Israel.
Tafkaji mengingatkan bahaya perumusan peta baru, dan menganggapnya sebagai langkah memutus hubungan antara wilayah, sehingga dengan mudah membagi kawasan Palestina dalam kendali Israel.
Bahaya kedua, perluasan Palestina di masa depan tak akan pernah terjadi, sehingga akan memaksa warga Palestina untuk eksodus.
Bahaya ketiga, menjadikan Negara Palestina tanpa perekonomian, sehingga menjadi beban bagi masyarakat, dan sepenuhnya terkait dengan kerelaan Israel kepada otoritas Palestina.
Tafkaji menegaskan bahwa tujuan Amerika – Israel, adalah mengakhiri eksistensi Palestina, sementara rakyat Palestina telah mempertahankan wilayah mereka dengan darah dan umur mereka.
Menurut Tafkaji, tak mungkin menyerahkan persoalan kepada otoritas Palestina, karena data di lapangan menampakan persetujuan penuh mereka terhadap Deal of Century, kerjasama keamanan masih berlanjut, dan konspirasi normalisasi masih berlangsung yang diikuti para pimpinan Fatah dan otoritas, serta tindakan mereka menangkapi para pejuang Palestina yang membahayakan penjajah Israel.
red: adhila