Bahaya Takut
Saudara-saudara. Pengajian kita pagi ini antara lain berhubungan dengan Peringatan Hari Kemerdekaan kita bangsa Indonesia yang telah kita proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 atau dua puluh tujuh tahun yang lalu. Lagi pula kita berada sekarang ini pada suasana bulan Rajab dan sudah menjadi kebiasaan bagi kita untuk menggunakan hari-hari sejak awal Rajab itu untuk memperingati Mi’raj Rasulullah Saw.
Antara kedua peristiwa itu ada hubungannya kalau kita memang hendak mencari hubungan.
Penjajahan Membawa Kesuraman
Terlebih dahulu yang mengenai hari kemerdekaan. Kita mengetahui dari sejarah bahwa bangsa Indonesia ini sudah pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing yang datang ke sini. Yang mula-mula datang kemari untuk mencari rezeki, tapi kesudahannya menjajah dalam arti yang lebih kejam lagi. Yaitu menjajah bukan dalam arti materiil saja, tapi juga menjajah segala apa yang ada pada bangsa Indonesia baik jasmaniah maupun rohaniah.
Belanda satu bangsa yang kecil jumlahnya tidak sampai sepersepuluh jumlahnya dari jumlah bangsa Indonesia, datang dari jauh, sanggup memperlakukan kita bangsa Indonesia sebagai anak jajahan, 3 ½ abad lamanya. Diperasnya kekayaan kita. Diperasnya tenaga dan pikiran kita, sehingga kita berabad-abad lamanya di dalam keadaan yang suram sekali.
Sebab-Sebab Kejatuhan Umat dalam Ramalan Rasulullah Saw
Memang satu umat yang besar, bisa saja dipreteli oleh satu gelintir umat yang kecil, seperti yang pernah diperingatkan oleh Rasulullah Muhammad Saw, sebagai salah satu sunnatullah. Rasulullah Saw pernah mengatakan:
“Mungkin pada satu suatu masa kamu akan dikeroyok ramai-ramai oleh orang banyak (dari luar, dari kiri kanan, dari Timur, Barat, Utara dan Selatan semuanya) berkerumun sebagaimana orang lapar mengerumuni meja makanan…”
Begitu diperingatkan oleh Rasulullah Saw, justru pada saat-saat umat Islam sudah megah, sudah menang dari kaum Musyrikin, sudah merasa aman. Rasa-rasanya tidak ada bahaya lagi yang akan datang. Justru pada saat yang demikian itu diperingatkan oleh Rasulullah bahwa tidak akan selamanya umat Islam itu aman. Akan ada satu saat, umat Muhammad itu akan diperebutkan oleh umat-umat yang bukan Islam sebagai makanan mereka.
Mereka bertanya para Sahabat pada waktu itu, yang merasa cemas mengingat akan akan nasib dari umat Islam yang demikian,
“Maka bertanya salah seorang sahabat: “Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu?”
Yakni maksudnya, apakah gerangan yang menjadi sebab, kita sebagai umat yang sudah dapat petunjuk dari Tuhan dan sudah mengucapkan kalimah syahadat, yang sudah melakukan ibadah, toh masih juga jadi santapan yang diperebutkan. Apakah lantaran sedikit jumlah kita, makanya orang itu begitu berani menjadikan kita sebagai santapan itu…?