NUIM HIDAYAT

Bahaya Takut

Rasulullah saw menjawab: “Tidak. Malah kamu waktu itu banyak. Akan tetapi kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas air bah.”

Maksudnya: Tidak jawabnya! (Bukan karena kamu sedikit). Kamu itu malah banyak sekali. Mayoritas mutlak. Walaupun banyak jumlahmu, tetapi kamu bisa dijadikan sasaran oleh orang lain, toh kamu bisa diperlakukan sebagai golongan minoritas, yang kecil, orang tidak gentar dan segan kepada kamu, karena sifat kamu itu adalah sifatnya buih yang terapung-apung. Terapung-apung lantaran timbanganmu enteng sekali. Terapung-apung dibawa arus terapung-apung dibawa oleh angin yang menipu krii dan ke kanan.

Kenapa kamu ibaratnya buih yang terapung-apung itu, hingga dianggap enteng orang?

Sebabnya: “Allah SWT pada waktu itu telah mencabut rasa takut terhadap kamu selama ini dari hati-hati lawan-lawan kamu itu. Dan sebaliknya dalam hati kamu sudah tertanam ‘wahn’”.

Adapun penyakit jiwa yang dinamakan Rasulullah dengan wahn itu ialah penyakit yang menghinggapi seseorang atau satu kaum atau satu bangsa. Apabila penyakit itu sudah tumbuh di dalam hati, walaupun (kaum itu) jumlahnya besar, dia tidak berdaya apa-apa lagi.

Bertanya lagi para Sahabat: “Apa yang dinamaka wahn itu ya Rasulullah?”

Rasulullah saw menjawab: “Cinta kepada dunia dan takut kepada mati.”

Kalau dua penyakit ini sudah tertanam dalam jiwa suatu kaum atau bangsa, maka jangan diharapkan bangsa itu akan disegani oleh orang banyak. Dia akan dipandang enteng oleh orang lain.

Saudara-saudara,

Pernah dahulu kita sebagai bangsa Indonesia dan umat Islam dijajah silih berganti oleh bangsa Portugis, bangsa Belanda, bangsa Inggris yang datang menjadikan kita sebagai santapan makanan orang lapar. Kita dijajah namanya.

Islam Memimpin Bangsa Indonesia dalam Menantang Penjajahan

Alhamdulillah di waktu keadaan yang demikian Allah SWT mengaruniakan kita Agama Islam. Agama Islam ini justru memberikan kepada kita tangkal-tangkal atau obat untuk menolak bala orang lapar itu. Timbullah di kalangan umat Islam pemimpin-pemimpin yang lebih dahulu melepaskan dirinya dari sifat wahn karahiyatul maut dan hubbud dunya. Mereka menghadapi kekuatan-kekuatan lahir yang besar berupa tentara yang datang dari jauh. Tentara Belanda dengan segala model senjatanya yang ampuh dan tekhnik perang yang modern waktu itu.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button