Bahlil Kini Diburu
Bakal apes nasib Bahlil Lahadalia Ketum Partai Golkar Menteri Investasi Jokowi. Setelah Jokowi menyingkirkan Airlangga dan memakhkotai Bahlil, kini kebahlulannya mulai terkuak.
Awalnya soal Whiskey Hibiki 21 Year Old di meja dekatnya, lalu ada preman “FEK” di Rapat Pleno partainya. Terakhir soal “Doktor” dari UI yang diragukannya.
Kurang dua tahun lulus jadi “Doktor” berpredikat Cumlaude. Para alumnus gelisah UI dimurah-murah, Guru Besar mulai mendorong kaji ulang kelayakannya.
Muncul berita di media bahwa joki penulis Disertasi Doktor Bahlil berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia” adalah Alvian Cendy Yustian, pegawai Kementerian Investasi/BKPM, alumni UI.
Peristiwa perjokian Bahlil menjadi puncak dari gunung es banyaknya pejabat hingga anggota DPR yang ujug-ujug bergelar Doktor bahkan Professor tanpa kejelasan “studi” atau “kerja akademik”. Bambang Soesetyo dan Raffi Ahmad termasuk yang mendapat sorotan. Terkesan semakin mudah untuk mendapatkan gelar prestisius sepanjang ada duit pembiayaannya.
Bergerak mundur, maka kasus “gelar palsu” Jokowi pun nampaknya terkait. Seorang Presiden yang sebelumnya Gubernur dan Walikota dimasalahkan keaslian ijazahnya. Tanpa pengusutan maka mungkin besok Jokowi sudah bergelar Doktor atau Professor HC, Humoris Causa. Maklum Guru Bangsa he hee.
Beredar lagi foto Bahlil Lahadalia kurang sopan bergaya preman makan di meja “segala ada” hanya mengenakan kaos tanpa lengan.
Sebelumnya, saat viral foto Whiskey Hibiki terlihat Bahlil menelpon santai mengenakan kaos putih dan bercelana jeans. Mejanya ada asbak berisi puntung rokok dan kulit kacang, gelas, air mineral dan tentu wiski tadi.
Bahlil Lahadalia wajar jika diburu Guru Besar soal gelar Doktor UI-nya sebab sang Ketum ini memang kontroversial. Dulu pidato “Raja Jawa” ramai di media yang diasosiasikan pada Presiden Jokowi yang menurut Bahlil tidak boleh main-main padanya, “kita bisa celaka”.
Majalah Tempo menulis tentang “Tentakel Nikel Menteri Bahlil” yang menunjukkan keterlibatannya dalam urusan tambang. Diisukan Bahlil melakukan jual beli izin tambang. Soal IKN ia omon-omon bahwa ratusan triliun investasi datang dari UEA, China, Korsel dan beberapa negara Eropa. 200 hingga 300 triliun masuk. Pihak Otorita IKN menyebut investasi hanya 58,41 triliun.
Kasus Rempang yang sarat kepentingan China dengan misi pengosongan telah menimbulkan bentrokan dengan masyarakat pribumi. Bahlil menyebut ada pihak asing yang mendalangi padahal faktanya hal itu adalah reaksi wajar masyarakat atas pengusiran paksa oleh Pemerintah pasca MOU Jokowi-Xi Jinping di Chengdu China.
Bahlil Lahadalia pantas untuk diburu pada kasus Doktor kilatnya. Ini momentum untuk mengawali pembongkaran dugaan maraknya jual beli gelar yang secara tidak langsung merugikan kampus atau akademisi yang jujur dan berdedikasi.