Bajak Kapal Madleen Menuju Gaza, Israel Culik para Aktivis dan Jurnalis

Gaza (SI Online) – Pasukan pendudukan Israel (IOF) membajak kapal bantuan Madleen yang menuju Gaza pada Senin subuh (9/6) dan menculik para aktivis di dalamnya.
Kapal yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) ini membawa pasokan penting bagi warga sipil di Gaza, di mana genosida Israel telah berlangsung selama lebih dari 20 bulan.
Pasukan komando Israel dilaporkan menggunakan pesawat tak berawak dan bahan kimia tak dikenal selama penyerbuan mereka ke kapal tersebut, dengan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, dan 11 sukarelawan lainnya di dalamnya.
Video dari Al Jazeera Mubasher menunjukkan para awak kapal Madleen milik Koalisi Freedom Flotilla Gaza mengenakan jaket pelampung dengan tangan terangkat saat kapal diserbu oleh pasukan Israel. Komunikasi dengan kapal terputus tak lama setelah itu.
“Beberapa saat yang lalu, pesawat tak berawak menjatuhkan bahan kimia tak dikenal ke kapal Madleen. Segera setelah itu, para relawan damai kami ditabrak dan dicegat sebelum pasukan Israel naik ke kapal. Kami kehilangan kontak dengan mereka beberapa detik kemudian,” tulis FFC di Instagram.
Pada pukul 2:50 pagi, FFC menyampaikan peringatan merah, menyusul serangan Israel terhadap kapal Madleen dan membagikan rincian pembajakan kapal oleh IOF. “Kapal Madleen saat ini sedang diserang di perairan internasional. Quadcopter mengelilingi kapal, menyemprotnya dengan zat seperti cat putih. Komunikasi terputus, dan suara-suara yang mengganggu diputar melalui radio,” katanya.
Dalam sebuah video, Thiago Avila, seorang warga negara Brasil dan anggota FFC, berbagi informasi terkini secara langsung. Menggambarkan adegan tersebut, ia berkata, “Kami baru saja diserang oleh badai drone di sini. Mereka menyerang bantuan kemanusiaan. Mereka menyerang bagian atas kokpit kami. Mereka ada di sini, di atas kami.” Dia menegaskan, “Kami tidak takut pada mereka.”
Sebanyak 12 orang berada di atas kapal Madleen, termasuk 11 aktivis dan seorang wartawan. Para aktivis dan kapal tersebut dibawa ke pelabuhan Ashdod.
Di antara para aktivis tersebut adalah aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina Rima Hassan, Yasemin Acar dari Jerman, Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard dari Prancis; Thiago Avila dari Brasil, Suayb Ordu dari Turki, Sergio Toribio dari Spanyol, Marco van Rennes dari Belanda, serta Omar Fayyad, seorang wartawan dari Al Jazeera Mubasher yang juga berasal dari Prancis.
Kapal tersebut membawa pasokan yang sangat dibutuhkan untuk warga sipil yang kelaparan di Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, alat desalinasi air, perlengkapan medis, kruk, dan kaki palsu untuk anak-anak, demikian menurut pihak penyelenggara.
Baca juga: Warga Bandung Protes Penculikan Israel atas Aktivis Kemanusiaan dalam Kapal Madleen
Sebagai bagian dari misi terbaru yang diselenggarakan oleh FFC untuk mematahkan blokade di Gaza dan memberikan bantuan kepada penduduk yang kelaparan, kapal layar Madleen berlayar menuju Gaza pada tanggal 1 Juni dari Pelabuhan San Giovanni Li Cuti di Catania, Sisilia, Italia. Perjalanan dimulai satu bulan setelah pesawat tak berawak Israel mengebom kapal bantuan lain yang menuju Gaza di perairan internasional di lepas pantai Malta.