Begini Cara Turki Kendalikan Wabah COVID-19
Melacak virus
Kini pembatasan dilonggarkan, tetapi dr. Melek Nur Aslan mengaku tetap waspada. Ia adalah direktur kesehatan publik di distrik Fatih, daerah sangat padat penduduk di pusat kota Istanbul.
Dr. Aslan yang pintar bicara dan energik, memimpin operasi pelacakan kontak. Di seluruh Turki ada 6.000 tim lacak kontak.
“Kami merasa sedang dalam perang,” katanya. “Orang tidak pulang. Sekalipun jam kerja delapan jam selesai, tim kami tak langsung pulang karena mereka tahu ini tugas yang harus selesai, sebelum menyebar ke semua orang”.
Dr. Aslan mengatakan mereka mulai melacak virus sejak hari pertama, 11 Maret. Ini berkat pengalaman mereka selama berpuluh tahun melacak cacar.
“Kami siap,” katanya. “Kami tinggal ambil program itu dari lemari, dan menggunakannya untuk Covid-19.”
Saya dan dr. Aslan lalu bergabung dengan dua orang dokter di jalan yang sempit di Fatih. Mereka dilengkapi dengan aplikasi dan alat pelindung diri.
Mereka menuju sebuah blok apartemen tempat ditemukan penghuni berusia 20-an sedang dikarantina. Teman mereka positif Covid-19.
Kedua penghuni – mengenakan masker – dites di lokasi dan mendapat hasilnya dalam 24 jam. Itu adalah sehari sesudah keduanya memperlihatkan gejala ringan.
Salah seorang dari mereka, Nazli Demiralp, 29 tahun, gembira dengan tanggapan yang sigap.
“Kami ikuti berita dari luar negeri,” katanya, “dan ketika kami dengar tentang virus ini pertama kali, kami sangat takut. Namun Turki bertindak lebih cepat daripada yang kami duga. Lebih sigap daripada Eropa dan Amerika Serikat”.
Turki menyambut hidroksiklorokuin
Turki punya pengalaman terkait kesehatan publik, menurut direktur WHO Turki, dr. Irshad Shaikh. “Awalnya kami khawatir,” katanya kepada BBC.
“Kasus positif di Turki 3.500 per hari. Namun strategi tes di sini berhasil. Mereka tak perlu menunggu lima atau enam hari untuk mendapat hasil”.