Begini Cara Turki Kendalikan Wabah COVID-19
Dr. Irshad juga memuji karantina, isolasi dan pelacakan kontak, sekalipun menurutnya terlalu cepat menilai keberhasilan Turki dalam menerapkan protokol perawatan pasien Covid-19.
Termasuk yang harus dinilai adalah penggunaan obat antimalaria yang masih diragukan, hidroksiklorokuin, sebagai standar perawatan. Seperti diketahui, obat ini dipuji oleh Presiden Trump dari AS, tapi ditolak oleh para ahli internasional.
WHO bahkan sementara ini menghentikan uji coba obat ini sebagai pengobatan virus, seturut riset yang diterbitkan di Lancet yang memperlihatkan hidroksiklorokuin bisa menyebabkan serangan jantung pada pasien Covid-19.
Kami mendapat akses ke rumah sakit yang menjadi perawatan standar bagi ribuan pasien Covid-19. Rumah sakit Dr Sehit Ilhan Varank merupakan rumah sakit berumur dua tahun, milik negara, dan sangat canggih. Ruangannya terang dan cukup luas.
Dokter kepala di sana, Nurettin Yiyit – yang karya seninya juga dipajang di dinding rumah sakit – mengatakan kuncinya adalah menggunakan hidroksiklorokuin.
“Negara lain terlambat menggunakan obat ini,” katanya. “Khususnya Amerika Serikat. Kami langsung menggunakan sejak awal. Kami tak ragu tentang obat ini. Kami percaya ini efektif karena hasilnya demikian.”
Dalam tur di rumah sakit, ia menjelaskan bahwa pendekatan Turki adalah “mendahului virus” dengan perawatan cepat dan merawat secara agresif.
Mereka menggunakan hidroksiklorokuin dan obat lain, juga plasma darah dan oksigen berkonsentrasi tinggi.
Dr. Yiyit bangga bahwa tingkat kematian di rumah sakitnya di bawah 1%, dan tak ada pasien yang harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Sedapat mungkin, mereka mencoba agar pasien tidak masuk ke sana sehingga harus memakai ventilator.
Kami bertemu Hakim Sukuk, 40 tahun, yang baru meninggalkan ICU dan sedang menuju rumah. Ia tampak tersenyum syukur.
“Semua merawat saya dengan baik,” katanya sambil duduk di tempat tidur. “Bagaikan berada di tangan ibu saya sendiri”.
Belum usai
Penanganan Covid-19 oleh pemerintah tidak dianggap sepenuhnya berhasil oleh asosiasi dokter Turki.