Beginilah Rasulullah Saw Mengader Umat
Buku yang ditulis Dr Nashirul Haq, Ketua Umum DPP Hidayatullah ini, amat menarik. Judulnya “Beginilah Rasulullah Saw Mengkader Umat.” Di dalamnya diuraikan tentang makna tarbiyah, aspek-aspek tarbiyah, tarbiyah berdasarkan manhaj Nabawi, metode tarbiyah Rasulullah dan lain-lain.
Tarbiyah mempunyai makna menjaga sesuatu dan memeliharanya. Ia juga bisa diartikan bertambah dan tumbuh. Bisa juga bermakna pemilik jika ditelisik dari asal kata Rab, yang berarti pemilik, majikan, murabbi dan seterusnya. Para ahli Bahasa mendefinisikan tarbiyah sebagai, ”Proses pembentukan sesuatu tahap demi tahap hingga mencapai kesempurnaan.”
Sedangkan Dr Nashirul Haq mendefinisikan tarbiyah dengan: Pembentukan kepribadian Muslim yang terintegrasi dalam segala aspek, meliputi spiritual, intelektual, fisikal, sosial dan manajerial berdasarkan Manhaj Nabawi.
Allah mengutus Nabi dan Rasul ke muka bumi ini untuk mengemban misi mendidik dan mendakwahi keluarga, sahabat dan lingkungan terdekat hingga masyarakat luas, bahkan bangsa-bangsa di seluruh belahan dunia. Itulah yang tergambar dalam misi kerasulan Nabi Muhammad saw selama mengemban tugas tarbiyah dan dakwah sekitar 23 tahun, dari periode Makkah hingga Madinah.
Misi Rasulullah ini mendidik umatnya menjadi insan Rabbani. Sebagaimana firman Allah,
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS Ali Imran 79).
Ada beberapa aspek tarbiyah. Pertama, tarbiyah ruhiyah (aspek spiritual). Tarbiyah ruhiyah ini meliputi I’tiqadiyah (keyakinan), akhlaqiyah (budi pekerti), dan ubudiyah (pengabdian).
Aspek akidah-tauhid ini prinsip paling mendasar dalam ajaran Islam. Baik buruknya sikap dan perilaku manusia ditentukan oleh keyakinan yang dianutnya atau kualitas akidah-tauhidnya. Maka tarbiyah i’tiqadiyah harus menjadi yang pertama dan utama dalam tarbiyah Islamiyah. Wahyu yang pertama yang diturunkan Allah kepada RasulNya surat al Alaq 1-5 mengandung ajaran tauhid.
Akhlak adalah jiwa dan sifat yang melekat dalam diri seseorang yang tercermin melalui tutur kata, tingkah laku dan pemikiran yang selanjutnya menjadi kebiasaan dan identitas utama seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah menyatakan, ”Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR Ahmad bin Hambal).
Surah al Muzammil sebagai wahyu urutan ketiga berdasarkan ‘tartib nuzuli’ menjelaskan perihal ubudiyah, yaitu ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT, melalui ibadah ritual maupun segela bentuk amal kebaikan.
Surah ini mengandung tarbiyah ruhiyah secara umum sekaligus aspek ibadah secara khusus. Ibarat sebuah tanaman, akidah tauhid adalah akar dan pohon, akhlak adalah buah, dan ibadah adalah sumber air dan pupuknya. Tanpa air dan pupuk sebagus apapun bibit tanaman yang ada, tidak akan maksimal juga hasilnya. Begitu pentingnya ibadah ini, sehingga Rasulullah mendorong menanamkannya sejak dini, “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengajarkan shalat Ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”