Beginilah Rasulullah Saw Mengader Umat
Kelima, Tarbiyah Ijtimaiyah (aspek sosial)
Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki ketergantungan dengan manusia lain. Ia membutuhkan interaksi dan tolong menolong agar tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Islam mengajarkan prinsip wasathiyah (pertengahan/adil) dalam menjaga keseimbangan antara aspek ritual dan sosial.
Keislaman seorang Muslim dianggap tidak sempurna, bila ia tidak memiliki rasa tanggungjawab dan kepedulian terhadap urusan kaum Muslimin. Rasulullah saw menyatakan, ”Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin maka dia bukan dari mereka.” (HR Thabrani). “Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR Thabrani)
Tarbiyah ijtimaiyah juga diorientasikan melahirkan individu-individu Muslim yang memiliki kepedulian dan solidaritas terhadap sesama Muslim. Orang mukmin tidak boleh bersikap egois atau mementingkan diri sendiri. Justru ia harus ikut merasakan penderitaan apabila saudaranya menderita.
Rasulullah Saw bersabda, ”Perumpamaan kaum Mukmin dalam kecintaan dan kasih saying mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR Muslim)
Keenam, Tarbiyah Fardiyah (aspek pembinaan individu)
Masing-masing individu perlu dibina dalam Islam. Mereka mempunyai bakat dan karakter yang berbeda. Beberapa aspek dalam pembinaan individu adalah aspek keilmuan, aspek ibadah dan aspek dakwah. Aspek keilmuan ini mecakup Pendidikan akidah tauhid, ibadah, muamalah, pola piker, pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, wawasan keislaman dan berbagai jenis disiplin ilmu yang bermanfaat.
Pendidikan ibadah meliputi ibadah wajib dan sunnah. Selain mengerjakan shalat lima waktu, puasa, zakat dan haji, para kader juga didorong untuk melaksanakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah rawatib, membaca Al-Qur’an, sedekah, zikir, doa, tahajud dan lain-lain.
Pendidikan dakwah mengajak para kader agar aktif dalam dakwah. Seorang Muslim didorong untuk belajar ilmu dan senantiasa mengajak kebaikan. Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa mengantarkan seseorang kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti bagian orang tersebut.” (HR Muslim)
Setiap Muslim punya potensi, peluang dan tanggungjawab untuk mendakwahkan Islam kepada umat manusia. Ada yang mampu mengajar, ceramah atau ada yang mampu menulis dan lain-lain. Kini dakwah terbuka lebar di media sosial, seperti Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan lain-lain.
Selain itu, buku ini juga memaparkan rinci wasilah tarbiyah (sarana pendidikan). Misalnya: tarbiyah dengan keteladanan. Mencakup keteladanan Rasulullah, keteladanan dai dan murabbi serta keteladanan orang tua. Juga tarbiyah dengan nasihat yang baik, mendidik dengan kisah dalam Al-Qur’an, tarbiyah dengan pemisalan dalam Al-Qur’an, dan tarbiyah dengan mempelajari biografi ulama.
Karya tulis yang menarik ini juga menguraikan rinci metode tarbiyah Rasulullah saw, diantaranya: dialog dan diskusi, monitoring aktivitas harian, memulai dari diri sendiri, memotivasi untuk berlomba dalam kebaikan, menyuruh menaati Sunnah, menegur dengan isyarat, mendidik berjuang dan berkorban, mendidik berakhlak mulia, mendidik memiliki idealisme yang tinggi, mendidik jiwa kemandirian dan etos kerja, mendidik dengan bercanda dan lain-lain.
Walhasil, buku yang bagus ini sayang kalau dilewatkan. Terutama bagi para ustadz, guru, kiai, orang tua, pemuda yang terlibat dalam dunia Pendidikan. Selamat membaca. []
Nuim Hidayat
Sumber: Nashirul Haq, Beginilah Rasulullah Saw Mengkader Umat, Pustaka al Kautsar, Jakarta, November 2024.