NASIONAL

Bentuk Legalisasi Perzinahan, Wakil Wantim MUI Tolak PP 28 Terkait Pemberian Kondom kepada Pelajar

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menolak tegas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (UU Kesehatan).

Salah satu pasal yang menjadi sorotan dalam PP tersebut karena mengatur pelaksanaan Undang-undang nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan, termasuk di dalamnya penyediaan alat kontrasepsi bagi siswa sekolah.

Kiai Muhyiddin menilai, PP 28 adalah bentuk legalisasi perzinahan dan akan mengundang murka Allah. “Umat Islam dan rakyat Indonesia yang cinta NKRI wajib melawan dan menolak PP Jokowi yang pasti menghancurkan moralitas anak bangsa,” tegas Kiai Muhyiddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/8/2024).

Menurutnya, PP 28 jelas bertentangan dengan tujuan utama pendidikan nasional kita bahkan menabrak segudang peraturan yang ada. “Jokowi betul sudah tuli, buta dan dungu karena menjerumuskan generasi muda ke jurang dekadensi moral akut,” jelasnya.

Kiai Muhyiddin menilai, dengan kehadiran PP 28 yang berpotensi merusak moral anak bangsa maka target Indonesia emas 2046 hanya akan jadi isapan jempol saja, karena generasi M dan Z negeri ini dikhawatirkan menjadi generasi sampah masyarakat.

Ia pun tak habis pikir, mengapa kebijakan yang merusak seperti itu dikeluarkan. “Memang rezim Ini sudah kehabisan urat malu dan secara vulgar telah mempertontonkan kegilaan, ketidakwarasan, arogansi kekuasaan dan power abuse pro oligarki busuk demi memenuhi syahwat politik,” ujar Kiai Muhyiddin.

Mantan Wakil Ketua Umum MUI itu pun menanggapi permintaan maaf yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo menjelang akhir masa jabatannya.

“Di akhir masa jabatannya, ia pura-pura minta maaf atas kebijakan yang telah menyengsarakan rakyat, menumpuk utang, menggadaikan kedaulatan negara, melanggar konstitusi, mempertontonkan perilaku hedonistik dan segudang warisan yang sangat membebani negara,” tuturnya.

“Wajah Ndeso, pamer kesederhanaan life style, pro rakyat dan gila pencitraan adalah kreasi para buzzer yang telah menipu rakyat,” tandas Kiai Muhyiddin.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button