Berkiprah 17 Tahun untuk Papua, Zackya Yahya Sambut Baik Kapal Dakwah Dokter Care
Sementara untuk Papua Barat, program kesehatan masih terus berjalan. “Di Kabupaten Sorong kami buka posko klinik juga, di posko kami melayani pasien-pasien dhuafa yang digratiskan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, banyak suka duka dalam menolong masyarakat karena kondisinya cukup mengkhawatirkan.
“Kami hadir untuk seluruh kalangan masyarakat dari berbagai suku dan agama, bukan hanya untuk umat Islam, kami menebarkan kebaikan sesuai prinsip Islam rahmatan lil alamin. Non muslim banyak yang terharu terutama kepala suku,” ujar Zackya.
“Kepala-kepala suku yang terkesan “ganas” itu banyak yang akhirnya menjadi sahabat. Cerita yang menarik ketika ada suku-suku yang berkonflik kemudian jatuh korban dari masing-masing suku itu mereka bertemunya di klinik kami,” tambahnya.
“Jadi ketemu musuhnya di klinik, tapi mereka saat di klinik lumayan meredam juga, istilahnya ada istirahat perang, mereka damai dulu,” cerita Zackya.
Ia melanjutkan, dalam konflik di sana ketika ada yang jatuh korban tewas, itu dari pihak lawannya juga harus ada yang tewas, kalau belum maka perang akan terus berlanjut.
“Biasanya akan damai jika masing-masing pihak ada korban yang sama, kalau ada satu mati maka di pihak lawan juga harus ada satu yang mati,” kata Zackya.
“Setelah berdamai biasanya ada ritual bakar batu, nah momen itu biasanya MER-C diundang, kami disediakan makanan, ada ubi, ada babi dan ayam, tapi karena mereka tahu kita Muslim kita tidak di kasih daging babi, jadi kita makannya ubi saja,” tambahnya.
Jadi keberadaan MER-C, kata Zackya, sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Papua. “Kalau saya masih kuat saya akan terus berjuang untuk masyarakat Papua,” tandasnya.
red: adhila