NUIM HIDAYAT

Berperanglah!

Bila jiwa berperang kepada kemungkaran ini padam dalam jiwa kita, kita seperti setan yang bisu. Kita mendiamkan kemungkaran padahal ia ada di depan kita.

Dan inilah yang ditakutkan musuh-musuh kita. Mereka membiarkan kita melakukan amar makruf, tapi bila kita melawan kemungkaran dan mengganggunya maka mereka akan melawannya.

Menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran adalah seperti dua sayap. Masing-masing harus berjalan seimbang. Bila berat salah satu, sayap burung itu tidak bisa terbang.

Peperangan seumur hidup selain melawan syetan yang mengganggu, adalah peperangan melawan hawa nafsu. Hawa nafsu selalu menyuruh kepada keburukan, karena itu kita harus melawannya. Rasulullah Saw menyatakan, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”

Nafsu menyuruh kepada kemaksiyatan, menyuruh kepada kemungkaran, kita harus melawannya. Bila kita terbiasa melawannya, maka nafsu akan tunduk pada kita. Kita adalah seperti kusir yang harus mengendalikan nafsu kuda liar dalam diri kita.

Tapi mungkin saja suatu saat seorang mukmin terpeleset, alias menuruti hawa nafsunya untuk maksiat. Bila hal ini terjadi, maka ia harus segera bertobat memohon ampun kepada Allah SWT. Ia beristighfar dan berjanji tidak mengulangi kemaksiatan itu kembali.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran 135)

Intinya seorang Muslim harus menghidupkan terus jiwa berperang dalam dirinya. Memerangi setan, hawa nafsu dan kemungkaran. Jangan sampai padam, sampai Allah memanggilnya. Wallahu alimun hakim.[]

Nuim Hidayat

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button