Biden Akui Genosida Armenia oleh Turki Utsmani
Washington (SI Online) – Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara resmi mengakui terbunuhnya orang-orang Armenia oleh Kesultanan Turki Utsmani sebagai genosida. Biden menjadi presiden AS pertama yang melakukan hal itu.
“Setiap tahun pada hari ini, kami mengingat kehidupan semua orang yang meninggal dalam genosida Armenia era Ottoman dan berkomitmen kembali untuk mencegah kekejaman seperti itu terjadi lagi,” kata Biden.
“Hari ini, saat kita berduka atas apa yang hilang, marilah kita juga mengalihkan pandangan kita ke masa depan – menuju dunia yang ingin kita bangun untuk anak-anak kita. Dunia yang tidak ternoda oleh kejahatan sehari-hari dari kefanatikan dan intoleransi, di mana hak asasi manusia dihormati , dan di mana semua orang dapat mengejar hidup mereka dengan bermartabat dan aman,” sambung Biden.
“Mari kita perbarui tekad kita bersama untuk mencegah kekejaman di masa depan terjadi di mana pun di dunia. Dan mari kita mengupayakan penyembuhan dan rekonsiliasi untuk semua orang di dunia,” kata Biden seperti dikutip dari CNN, Ahad (25/4/2021).
Langkah tersebut memenuhi janji kampanye Biden untuk akhirnya menggunakan kata genosida untuk menggambarkan pembunuhan sistematis dan deportasi lebih dari satu abad lalu. Para pendahulu Biden di Gedung Putih telah berhenti menggunakan kata-kata itu, karena khawatir akan merusak hubungan dengan sekutu regional utamanya.
Presiden Barack Obama dan Donald Trump sama-sama menghindari penggunaan kata genosida untuk menghindari kemarahan Turki.
Tetapi Biden telah memutuskan bahwa hubungan dengan Turki dan Erdogan – yang telah memburuk selama beberapa tahun terakhir – tidak boleh mencegah penggunaan istilah yang akan memvalidasi penderitaan orang-orang Armenia lebih dari satu abad yang lalu dan menandakan komitmen terhadap hak asasi manusia hari ini.
Sebelumnya, Biden telah berbicara melalui telepon dengan Erdogan pada hari Jumat. Ini adalah percakapan pertamanya dengan pemimpin Turki itu sejak menjabat sebagai Presieden AS. Jangka waktu yang lama tanpa komunikasi telah ditafsirkan sebagai tanda bahwa Biden kurang mementingkan hubungan AS dengan Turki ke depannya.
Kedua pria itu sepakat untuk bertemu langsung di sela-sela KTT NATO pertengahan Juni ini di Brussels. Gedung Putih mengatakan Biden menyampaikan minatnya pada hubungan bilateral yang konstruktif dengan area kerja sama yang diperluas dan manajemen perselisihan yang efektif, tetapi pernyataan itu tidak menyebutkan masalah genosida Armenia.
Sikap Turki pada peristiwa 1915
Posisi Turki, seperti dilansir Anadolu Agency, pada peristiwa 1915 adalah bahwa kematian orang-orang Armenia di Anatolia timur terjadi ketika beberapa pihak memihak invasi Rusia dan memberontak melawan pasukan Ottoman. Relokasi orang Armenia berikutnya mengakibatkan banyak korban.
Turki keberatan dengan penyajian insiden ini sebagai “genosida,” menggambarkannya sebagai tragedi di mana kedua belah pihak menderita korban.
Ankara telah berulang kali mengusulkan pembentukan komisi bersama sejarawan dari Turki dan Armenia serta pakar internasional untuk menangani masalah tersebut.
Pada 2014 lalu, Perdana Menteri Erdogan menyampaikan belasungkawa kepada keturunan Armenia yang kehilangan nyawa dalam peristiwa tahun 1915. []