OPINI

Bintang Mahaputera: “Suap Politik” untuk Gatot Nurmantyo?

Tekanan terhadap Gatot

Penangkapan para tokoh KAMI itu selain sebagai penggembosan gerakan, juga untuk memberi tekanan psikologis dan menakut-nakuti Gatot Nurmantyo.

Dalam program ILC tvOne Karni Ilyas pernah menanyakan hal itu. Apakah Gatot takut?

Dengan lugas Gatot menjawab tidak takut. Sebagai mantan Panglima TNI,  Gatot mengaku tidak bisa membayangkan apa dampaknya secara psikologis  bagi prajurit TNI dan para yuniornya, bila dia tunduk pada tekanan.

Ketika para aktivis KAMI ditangkap, Gatot juga bersikap santai. Dengan lantang dia meminta agar tidak dikasihani. “Mereka aktivis yang sudah teruji dan tahu konskuensi dari perjuangannya,” ujarnya.

Jadi, dalam konteks itu, penganugerahan Bintang Mahaputera kepada Gatot dapat dilihat sebagai upaya lain untuk menundukkan Gatot.

Tidak mempan ditekan dengan jalan keras,  Gatot coba dirangkul. Penghargaan ini semacam gula-gula,  “suap politik”  terhadap Gatot.

Pendekatan stick and carrot. Tongkat pemukul dan wortel.

Walaupun momentumnya diberikan bersamaan dengan peringatan hari pahlawan, namun penghargaan itu terkesan tiba-tiba! Ujug-ujug!

Kalau diberikan dalam kapasitas Gatot sebagai mantan Panglima TNI, mengapa baru diberikan sekarang?

Gatot diganti  pada bulan Desember 2017. Sudah hampir tiga tahun berlalu. Pergantiannya kala itu juga terkesan mendadak. Belum waktunya pensiun.

Penggantian Gatot juga dibarengi spekulasi karena dia sering tidak sejalan dan berseberangan dengan Jokowi. Salah satunya  dalam isu kebangkitan kembali PKI.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button