Bisnis yang Menjanjikan

Suatu ketika Madinah mengalami paceklik yang cukup parah akibat kemarau panjang. Tumbuh-tumbuhan dan hewan banyak yang mati. Pada saat yang gawat itu datang rombongan kafilah dari negeri Syam membawa barang dagangan yang sebagian besar berupa makanan. Rupanya barang dagangan itu kepunyaan Utsman bin Affan.
Para pedagang Madinah berebutan ingin membelinya dengan maksud akan dijual kembali kepada masyarakat yang memang sangat membutuhkan dengan harga berlipat. Mereka menawar barang dagangan itu dengan harga tiga kali lipat dari harga pembeliannya. Tetapi tawaran yang menggiurkan itu ditolak oleh Utsman. “Maafkan saya, barang dagangan ini telah terjual dengan harga yang lebih besar dari itu!”
Tentu saja para pedagang itu keheranan, siapa orang yang berani membeli dengan harga yang tinggi itu. Merekapun bertanya, “Wahai sahabat, siapakah orangnya yang telah membeli barang daganganmu dengan harga yang sangat tinggi itu?”
Utsman pun menjawab singkat, “Allah!” Dengan keheranan mereka balik bertanya, “Bagaimana caranya Allah memberikan keuntungan itu kepadamu?” Jawab Utsman, “Allah menjanjikan kepadaku keuntungan tidak kurang dari 700 kali lipat, tidakkah kalian ingat akan janji Allah itu dalam Alquran?”
Lalu, Utsman membacakan firman Allah, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS al-Baqarah [2]: 261).
Dengan rasa takjub, para pedagang tersebut bertanya, “Apakah engkau akan sedekahkan dagangan yang sangat banyak ini?” Utsman pun menjawab, “Benar. Seluruhnya aku sedekahkan kepada masyarakat yang menderita karena paceklik yang parah ini.”
Itulah sepenggal kisah bisnis yang menjanjikan. Bisnis yang dengannya akan diperoleh harapan kebaikan dan terhindar dari keburukan yang ditakutkan. Itulah bisnis yang lebih mulia dan lebih besar keuntungannya daripada bisnis duniawi yang dikejar oleh mayoritas manusia.
Bisnis tersebut adalah bisnis dengan Allah, suatu bisnis yang dapat menyelamatkan dari azab api neraka dan mengantarkan kepada surga Adn. Itulah keuntungan yang didambakan oleh setiap orang beriman dalam berbisnis.
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS ash-Shaff [61]: 10-12).
Allah mensifati bisnis tersebut sebagai bisnis yang pasti untung dan tidak akan pernah merugi. “Sesungguhnya, orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Alquran), mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dengan diam-diam maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathir [35]: 29-30).
Semoga Allah membimbing kita kaum muslimin agar senantiasa semangat menjalankan bisnis dengan-Nya dan meraih apa yang telah dijanjikan. Amin.[]
Imam Nur Suharno, Pembina Korps Mubaligh Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat.