NASIONAL

BKsPPI Dorong Pesantren Berdaya dan Kokohkan Literasi Al-Qur’an

Solo (SI Online) – Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) menggelar Sarasehan Nasional dalam upaya peningkatan kemandirian pesantren sebagai pusat literasi Al-Qur’an di Indonesia, di Hotel Multazam, Solo pada Rabu 20 Agustus 2025.

Acara ini menghadirkan para pimpinan pesantren, khususnya anggota BKsPPI, dengan tujuan membangun kesadaran kolektif bahwa pesantren memiliki peran strategis tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial.

Demikian juga menumbuhkan sinergi antara ulama, pemerintah, filantropi, korporasi, dan generasi muda dalam mendukung kemandirian finansial pesantren. Tak kalah penting, dalam saresehan ini menyajikan praktik baik (best practice) yang dapat menjadi model replikasi di pesantren-pesantren lain.

“Sarasehan digelar untuk menjadi wadah silaturahmi, sekaligus komunikasi pemikiran (silatu fikrah), dengan harapan lahir ide gagasan yang diwujudkan dalam bentuk gerakan nyata (silatul harakah), untuk kemajuan dan kemandirian pesantren pesantren dalam merespon tantangan global,” ujar Sekjen BKsPPI KH. Akhmad Alim.

Sementara itu, Ketua Umum BKsPPI KH Didin Hafidhuddin yang menjadi narasumber utama menegaskan bahwa makna kemandirian pesantren mencakup kemandirian ekonomi, kemandirian sumber daya manusia (SDM), kemandirian kurikulum, dan kemandirian teknologi.

“Pesantren sebagai pusat keilmuan dan pusat literasi Al-Qur’an bagi bangsa sebagai misi utama dan nilai luhur tafaqquh fii ddin dan dakwah yang harus terus dijaga. Disinilah pentingnya memperluas dampak pesantren ke masyarakat sekitar tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman,” jelas Kiai Didin.

Narasumber berikutnya menghadirkan tokoh filantropi Indonesia Erie Sudewo yang membahas Shifting Mindset Pesantren. Ia mengatakan bahwa pesantren lebih dari lembaga pendidikan.

“Pesantren telah menjadi pusat pemberdayaan masyarakat yang menawarkan cara pandang bahwa pesantren tidak hanya mengajar agama, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal dan global. Peran pesantren dalam memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengatasi kemiskinan, serta mendorong untuk kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas manfaat,” jelasnya.

Hadir sebagai narasumber lainnya yaitu Anas Nasrudin dari lembaga filantropi korporasi BSI Mashalat membahas tentang kolaborasi pesantren dan korporasi menuju kemandirian finansial. Juga potensi kemitraan antara pesantren dan sektor swasta/korporasi.

Hendra Aditya selaku CEO Ruang Baik membahas cara menggerakkan kreativitas dan inovasi anak muda dalam pengelolaan pesantren, termasuk strategi dalam memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan kemandirian pesantren.

Ustaz Amin Handoyo dari Kantor Kementerian Agama Wilayang Jawa Tengah membahas kebijakan dan dukungan pemerintah untuk pesantren berdaya. Ia membahas juga tentang perkembangan pesantren di Jawa Tengah, program pembinaan dan fasilitasi pemerintah dan lainnya.

Abah Abu Aziz dari Pondok Pesantren Al Aziz Jawa Tengah membahas materi best practice kemandirian pesantren, inspirasi dari lapangan. Ia fokus membahas tentang langkah inovatif yang dilakukan untuk mencapai kemandirian finansial. Juga peran santri, alumni, dan masyarakat dalam keberhasilan program.

Sebagai penutup, Dr Mustaqim Safar sekaligus Ketua BKsPPI jateng menyimpulkan urgensi kolaborasi pesantren sebagai momentum yang tepat untuk menghubungkan pesantren dengan CSR korporasi, filantropi, dan pemerintah agar terpadu mendatangkan manfaat dan investasi sosial lebih luas dan terarah.

Dalam acara ini juga dibagikan 25 Ribu Mushaf untuk para santri pesantren yang didistribusikan oleh Lembaga Ruang Baik sebagai wujud peningkatan keunggulan pesantren. [ ]

Artikel Terkait

Back to top button