BKsPPI: Pesantren Gontor Tak Pernah Ajarkan Kekerasan
Bogor (SI Online) – Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) meminta masyarakat menilai kasus penganiayaan salah seorang santri hingga meninggal di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo dengan proporsional dan tidak menggeneralisasi secara berlebihan.
Mengenai permasalahan yang terjadi di Pesantren Gontor, BKsPPI melihat bahwa peristiwa ini tetap diproses secara kekeluargaan dan sesuai dengan hukum yang berlaku, untuk mewujudkan keadilan dan kebijaksanaan.
“Apa yang terjadi itu harus dinilai secara adil, bahwa Gontor itu adalah pesantren yang luar biasa besar jasanya mendidik kader-kader hebat, untuk menjadi pemimpin bangsa baik kancah lokal nasional bahkan global. Tak ada satu pun ajaran Pesantren Gontor ysng mengajak santri untuk melakukan tindak kekerasan baik kekerasan mental maupun fisik,” kata Sekretaris Umum BKsPPI Dr Akhmad Alim Lc melalui pernyataan sikapnya yang diterima Suara Islam, Jumat (9/9/2022).
Menurutnya, jangan sampai gara-gara satu kasus seperti ini, kemudian masyarakat, media ataupun pihak lainnya kemudian menyudutkan atau memojokkan Gontor, jangan sampai itu terjadi.
“Namanya kasus-kasus kriminal itu bisa terjadi di mana saja, dan ini kemudian menjadi heboh itu kan karena memang kebetulan terjadi di pesantren, jadi beritanya begitu cepat meledak,” ujar Ustaz Alim.
Oleh karena itu, pihaknya berharap jangan sampai stigma negatif kemudian dilabelkan ke Gontor itu sendiri.
“Gontor adalah pesantren yang tetap komitmen membangun dan mengawal moralitas bangsa, pesantren yang jasanya sudah sangat besar terhadap bangsa ini,” jelas Pimpinan Ponpes Ibnu Jauzi Bogor itu.
Jadi oleh karena itu, kata Ustaz Alim, BKsPPI meminta agar siapapun adil melihat kasus ini tanpa harus menyudutkan pihak manapun.
“BKsPPI juga mengajak seluruh pesantren untuk evaluasi diri dalam rangka berbenah sistem baik intetnal maupun ekternal dalam rangka menciptakan iklim pesantren yang aman, kondusif serta ramah terhadap para santri dalam bingkai budaya adab dan ilmu tafaqquh fiddin,” tandasnya.
Seperti diketahui, kasus kematian Albar Mahdi (17) saat ini menuai sorotan publik. Albar merupakan santri Ponpes Gontor kelas XI (setingkat SMA). Ia meninggal diduga akibat dianiaya oleh oknum santri lainnya.
red: adhila