Blunder Stafsus Milenial, Sejak Awal Tak Ideal
Namun, apalah daya politik oligarki telah bertahta atas Indonesia. Sebagaimana pemilihan sosok stafsus milenial karena latar belakang orang tuanya. Bukan karena kapasitas dan kapabilitas. Namun, karena politik balas budi dan bagi-bagi kue kekuasaan. Sesuatu yang lumrah terjadi dalam politik kapitalis-demokrasi.
Apa yang dilakukan Andi Taufan, harusnya menjadi pelajaran bagi Presiden maupun rakyat Indonesia. Bagi Bapak Presiden, sudah selayaknya melakukan evaluasi bahkan perombakan. Telah jelas, jika stafsus milenial tak bisa diandalkan maka alangkah baiknya dibubarkan. Setidaknya untuk menarik simpati rakyat kepada pemerintah yang sudah ambyar.
Sedang bagi rakyat Indonesia, patutlah berfikir lebih luas bahwa semua kekacauan yang terjadi adalah akibat sistem yang diterapkan memang rusak. Maka wajar jika terus terjadi kerusakan demi kerusakan. Sistem politik kapitalis-demokrasi memang menempatkan kapital sebagai penentu perpolitikan. Slogan demokrasi “dari rakyat, untuk rakyat” hanyalah sebuah ilusi yang tak akan pernah bisa mengantarkan pada kesejahteraan.
Sangat berbeda dengan Islam yang menempatkan kekuasaan adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Terlebih, pemimpin sebuah negara adalah Perisai bagi rakyatnya. Sebagaimana hadist Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya seorang imam (pemimpin) adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung. Maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggungjawab atasnya).” (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad).
Dalam Islam, pemimpin bukan hanya memimpin dengan aturan sesuai dengan kehendaknya, namun diharuskan memimpin dengan sistem Islam. Kepemimpinan dengan landasan iman dan takwa yang akan memberikan keberkahan bagi masyarakat. Sebagaimana juga Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, maka Islam hadir untuk semua umat manusia.
Sistem Islam juga akan menjamin pengurusan urusan warga negaranya tanpa membedakan muslim ataukah non muslim. Patutlah kita rindu hadirnya kembali sistem Islam yang ditetapkan secara kaffah oleh negara, yang akan menjamin kehidupan manusia. Wallahu a’lam bi shawab.
Ifa Mufida
(Pemerhati Sosial Politik)