BPIP Akan Gunakan TikTok cs sebagai Sarana Sosialisasi Pancasila
Jakarta (SI Online) – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR.
Kepada Anggota Komisi II, Yudian memaparkan rencana penggunaan metode baru untuk mengenalkan dasar-dasar negara kepada milenial.
Menurut Yudian, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, lembaganya berniat menggunakan platform media sosial sebagai sarana sosialisasi. Mulai dari Youtube hingga TikTok.
“Ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah. Digital mode ini kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk TikTok segala macam itu,” kata Yudian saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/02/2020)
Yudi mengatakan, sosialisasi seperti itu masuk dalam non kurikulum. Artinya, di pendidikan formal, BPIP pun masuk seperti yang sudah berjalan sebelumnya. Lembaga tersebut juga berniat menggandeng publik figur agar pesan yang disampaikan merasuk kepada anak- anak muda.
“Agar mereka ini tidak terasa bahwa mereka itu sebetulnya sedang kita ajak untuk berpancasila,” ucap Yudian.
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta itu mengakui, telah terjadi gap antara generasi tua dan muda dalam memahami Pancasila. Oleh karenanya, pengenalan Pancasila kepada kaum muda, tidak lagi mengandalkan doktrin yang kaku.
“Olahraga itu kita arahkan untuk misalnya persatuan, gotong royong. Saling mencintai, suportif, belajar objektif melihat fakta, tapi tanpa dihindari tekanan semacam indoktrinasi. Asal mereka paham bahwa ini adalah nilai-nilai kepancasilaan,” kata Yudian.
Selain itu, dalam rapat tersebut, mayoritas anggota Komisi II juga mengkritisi pernyataan Yudian terkait agama adalah musuh terbesar Pancasila.
Anggota Komisi II Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus menyayangkan pernyataan tersebut. Pasalnya ia menilai Yudian sebagai seseorang yang berilmu dan beragama.
“Menurut hemat saya sangat menyinggung umat dan agama apapun. Karena terkesan dari komentar yang diungkapkan itu melecehkan agama,” ujar Guspardi.
Guspardi mengatakan, agama bukanlah musuh dari Pancasila. Sebab dalam penyusunannya melibatkan dan mempertimbangkan agama di dalamnya.
“Ini kurang elok untuk diungkapkan walaupun yang dikatakan di medsos itu adalah masalah orang, kalau agama itu bukan orang,” ujar Guspardi.
Maka dari itu, ia meminta Yudian untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap BPIP. Guspardi yakin dengan kapasitas dan komitmen Yudian, dalam menanamkam nilai-nilai Pancasila di masyarakat.
Sementara itu, anggota Komisi II Fraksi PDIP Johan Budi meminta Yudian untuk fokus dalam kerjanya sebagai Kepala BPIP. Sebab segala pernyataannya dapat disinggung kepada isu tertentu.
“Pak Yudian fokus saja kepada tugas Kepala BPIP dan tidak lagi bicara dengan media. Karena kalau bicara dengan media, lebih banyak mudharatnya Pak,” ujar Johan.
red: farah abdillah/dbs