SUARA PEMBACA

Bro, Khilafah itu Bukan Ideologi!

Jalan Keluar dari Sengkarutnya Kapitalisme, Hanyalah Islam

Jika ingin membenturkan antar ideologi, tentu haruslah berimbang. Khilafah tidak bisa dibenturkan dengan pancasila atau kapitalisme, karena khilafah adalah sebuah sistem kepemimpinan. Yang setara adalah Kapitalisme dibenturkan dengan Islam. Saat ini, tak ada yang menafikan kegagalan yang ditimbulkan oleh kapitalisme global, yang kian dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat dunia. Ekonomi kapitalis global dengan adidayanya AS, telah mengalami kondisi kepailitan saat ini. Negara-negara kapitalis barat mulai mengalami kemunduran ekonomi. Setelah merosotnya Euro di eropa dan runtuhnya wallstreet di AS, muncullah Cina. Cina sebagai raksasa ekonomi dunia baru pun memberikan warna yang tak jauh beda dengan kapitalis barat sebelumnya.

Ciri khas yang paling menonjol dalam ideologi ini adalah eksploitasi dan penjajahan yang dilakukannya di negeri-negeri yang mereka duduki. Kerjasama yang ditawarkan pun lebih kepada hubungan antara majikan dan budaknya, bukan kesetaraan posisi tawar (bargaining position) bagi negara yang berhubungan. Tentu saja aka muncul ketidakadilan dan ketimpangan ketika hubungan ini dipaksakan. Karena begitulah watak yang dimiliki kapitalisme dalam penerapanya di berbagai negara. Ironisnya, masih banyak negara, apalagi negeri-negeri Islam yang bersanding dengan negara kapitalis ini.

Ciri lainnya yang lebih terlihat adalah hubungan erat yang terjalin antara penguasa dan pengusaha. Dua pihak ini tidak dapat dipisahkan ketika berhubungan dalam konstelasi politik kekuasaan. Bagi penguasa yang ingin menduduki jabatan strategis dalam pemerintahan, maka dia haruslah menggandeng tangan pengusaha. Begitu juga sebaliknya, pengusaha yang masih ingin merajai bisnis usahanya, tentu harus menggandeng tangan penguasa agar tetap langgeng dan makin berlimpah kekayaannya.

Lain hal nya dengan sistem Islam yang memiliki ciri khas tertentu. Dalam Islam tidak ada keterpisahan antara agama dan kehidupan. Islam pun tidak akan memberikan ruang kepada pengusaha dan penguasa untuk bergandengan tangan hanya untuk membuat aturan dan hukum yang memuluskan kepentingan mereka semata. Hal seperti inilah intinya yang ditentang keras oleh Islam. Karena dalam Syari’at Islam, umat Muslim dituntut untuk mengembalikan segala sesuatunya kepada hukum Allah sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 57 bahwasanya menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.

Sedangkan dalam akidah Islam keuasaan mutlak hanya dimiliki oleh Allah subhanahu wa ta’ala bukan oleh rakyat. Karena itulah segala sesuatunya ditetapkan oleh rakyat. Di samping itu, Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan Rasulullah untuk mengatur urusan kaum muslimin berdasarkan hukum-hukum yang diturunkan Allah. Hal itu ada dalam surat Al-Ma’idah ayat 48, “Maka putuskanlah perkara di antara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka (dengan) meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.”

Oleh karena itu, sengkarutnya polemik yang sedang terjadi di masyarakat saat ini, disebabkan karena yang membuat aturan dan hukum adalah penguasa atas restu pengusaha. Solusi paling fundamental dari persoalan ini hanyalah Islam, dengan sistem kepemimpinan yang dibawanya, Khilafah. Wallahu a’alam.

Drg Endartini
(Pemerhati Sospol Media Daring)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button