Bukan Jabat Siku Tapi Ucapkan Salam
Virus corona (COVID-19) yang dinyatakan pandemi, memunculkan ide kreatif manusia.
Penularan virus yang disinyalir melalui udara termasuk cairan memunculkan rekomendasi medis untuk menggunakan masker –penutup hidung, mulut-, sering-sering mencuci tangan terutama saat akan makan atau setelah beraktivitas di luar, dan menghindari kerumunan massa. Masing-masing orang pun pada mawas diri.
Bahkan menghindari jabat tangan dengan lainnya. Semisal yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla. Terkesan aneh sekaligus menggelikan.
Upaya preventif mandiri memang seharusnya dilakukan. Mengingat penyebaran virus corona ini sudah merambah dunia. Dari Kompas.com (13/03/2020), skala dunia ada 134.812 orang terinfeksi di 128 negara, dan korban meninggal 4.984 orang.
Adapun di Indonesia diinfokan pasien positif corona di Indonesia sebanyak 96 orang. Terhitung dari pengumuman pemerintah China akhir Desember 2019 hingga sekarang, menunjukkan pergerakan virus ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara.
Upaya Pencegahan
Sebenarnya, dalam situasi darurat corona maupun tidak, seorang muslim dituntut untuk menjaga kesehatan. Islam telah mensyariatkan bagi pemeluknya untuk menjaga kebersihan, menjaga kesucian –thaharah-.
Menghindari terjangkiti virus corona hendaknya upaya vertikal dan horintal dilakukan. Upaya vertikal implementasi keimanan seorang muslim. Bahwa sakit dan sehat dari Allah ta’ala. Hidup dan mati juga Allah ta’ala yang menentukannya. Allah ta’ala berfirman: “Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.” (QS. An Najm: 44)
Berdoa adalah upaya vertikal memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari penyakit. Baik penyakit badan maupun batin. Rasulullah Saw mengajarkan doa memohon kesehatan sebagai berikut;
اللهم عافني في بدني، اللهم عافني في سمعي، اللهم عافني في بصري
“Ya Allah selamatkan tubuhku (dari penyakit dan apa yang tidak aku inginkan), Ya Allah selamatkan pendengaranku (dari penyakit dan maksiat dan sesuatu yang tidak aku inginkan), ya Allah selamatkan penglihatanku.”
Obat dari sakit juga ada pada Allah ta’ala. Hal ini telah Rasulullah Saw sabdakan, “Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti.” (HR. Bukhari dan Muslim). Untuk itulah di antara mereka yang sakit akan ada yang sembuh dan akan ada yang menjadi jalan ajalnya. Inilah pentingnya memahami hakikat sehat dan sakit.
Adapun upaya horizontal adalah menjalankan petunjuk pencegahan infeksi corona yang disampaikan pakar kesehatan. Menghindari berjabat tangan dengan manusia salah satu upaya pencegahan. Bentuk kehati-hatian –bukan su’udzan- kalau lawan telapak tangannya membawa virus corona. Di dalam fiqih Islam, mushofahah –berjabat tangan- bukan sesuatu yang hukumnya wajib. Bahkan para imam mazhab mengharamkan berjabat tangan dengan non mahram. Dengan demikian, jabat sikutpun sebenarnya tidak perlu ada.
Hal yang diperintahkan ketika seorang muslim bertemu dengan saudaranya adalah mengucapkan salam. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik perbuatan adalah memberi makanan (kepada orang lain) dan menyatakan salam kepada orang yang kamu kenal dan tidak.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat lain Rasulullah Saw bersabda: “Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah.” (Shahih Muslim)
Ide kreatif yang sebaiknya diviralkan ditengah darurat corona saat ini adalah saling mengucapkan salam. Ucapan salam adalah doa kepada lainnya. Mendoakan keselamatan, rahmat dan keberkahan. Keselamatan bersifat umum –kesehatan, terhindar dari musibah dan lainnya- bahkan termasuk mendokan selamat dari infeksi virus corona.
Jadi, tidak perlu bersusah payah dengan adu siku, cukup dengan mengucapkan salam. Didalamnya terkandung pahala dan doa. Dan bukankah dalam situasi darurat corona saat ini, yang diharapkan dari saudara kita adalah doa mereka? Semoga dengan upaya vertical dan horizontal ini kita terlindungi dari berbagai penyakit termasuk virus corona. Aamiin. Wallahu a’lam bishshawab.
Puji Astutik
Warga Trenggalek, Jawa Timur