NASIONAL

Bukhori Sebut Tiga Tantangan Besar BPKH, Apa Itu?

“Selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah jika Saudi memberikan kita kuota tambahan, dengan kebijakan Bipih yang masih disubsidi hingga 50 persen, akibatnya BPKH akan dituntut menutupi biaya dua kali lipat untuk sekali perjalanan. Artinya, jika keuntungan yang didapat adalah Rp8 Triliun, maka itu akan habis dipakai untuk sekali musim. Kemudian ketika terjadi kenaikan kuota 100 persen, maka Rp16 Triliun akan habis hanya untuk menutupi biaya haji dikarenakan operasional haji diperkirakan memakan biaya 16 T untuk sekali musim,” bebernya.

Dengan demikian, apabila demi menutupi penyelenggaraan haji untuk sekali musim membutuhkan Rp16 Triliun, lanjutnya, pertanyaannya adalah bagaimana memperoleh tambahan Rp8 Triliun lainnya mengingat perolehan nilai manfaat yang sebesar Rp8 Triliun selama ini didapat dengan cara investasi, yang kami nilai lebih banyak dilakukan secara konvensional?

“Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran mengingat untuk menutupi kekurangan biaya, opsi untuk penarikan dana jemaah haji yang ada menjadi sangat terbuka sebagai alternatif,” imbuhnya.

Anggota Baleg DPR RI ini selanjutnya menyebut tantangan ketiga BPKH adalah soal investasi. Bukhori mengatakan ketika BPKH berhasil mengakuisisi Bank Muamalat, harapannya dapat mendorong kinerja keuangan BPKH lebih progresif dan aman dalam melakukan investasi.

“Sebab dari lembaga keuangan ini diharapkan bisa menjalankan investasi yang lebih progresif dan aman” ujarnya.

red: farah abdillah

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button